Harga Bitcoin Anjlok, Keluarga Ini Kehilangan Nilai Aset Sebesar Rp14,97 Miliar
 
                 
                Taihuttu, yang mempelajari grafik harga pasar kripto dan mengikuti indikator populer seperti Mayer Multiple, berpikir dalam siklus harga saat ini bitcoin akan mencapai titik terendah antara 15.000 dolar AS hingga 20.000 dolar AS sebelum melambung hingga di atas 140.000 dolar AS pada 2025. Menurutnya, saat ini merupakan momen pembelian terakhir.
Strategi investasinya telah berjalan cukup baik sejauh ini. Taihuttu memberi tahu bahwa portofolionya telah naik lebih dari 2.000 persen dalam enam tahun terakhir.
“Perlahan, orang akan mengerti bahwa berada di bitcoin dan HODLing lebih menguntungkan daripada selalu mencoba menangkap altcoin yang akan mencapai ribuan kali lipat,” kata Taihuttu.
Dalam enam tahun terakhir, keluarga asal Belanda ini telah berkeliling dunia. Setelah menghabiskan waktu di 40 negara, akhirnya mereka memutuskan tinggak di Portugal.
Untuk tetap membumi secara emosional ketika menghadapi tingkat volatilitas ini, keluarga bitcoin mengikuti apa yang mereka sebut aturan 70/30.
Pada suatu saat, Taihuttu menyimpan 70 persen kepemilikan bitcoin mereka di cold storage (yang tidak dapat diakses tanpa mengambilnya secara fisik), dan 30 persen lainnya di dompet panas, yang berarti bahwa koin tersebut terhubung ke internet, baik melalui dompet ponsel atau pertukaran online.
Dari 30 persen simpanan kripto, beberapa disimpan dalam bitcoin, dan sisanya dalam campuran stablecoin yang dipatok dolar AS termasuk tether, USDC, dan dai. Penyimpanan semacam ini memungkinkan pemilik akses yang relatif mudah ke token mereka sehingga mereka dapat mengakses dan membelanjakan kripto mereka. Trade-off untuk kenyamanan adalah potensi paparan aktor jahat.
“Setiap kali modal kami bertambah, saya pastikan 70 persen ada di cold storage, jadi saya tidak bisa menyentuhnya dari sana,” tuturnya.
Editor: Aditya Pratama