Harga Saham Merosot, Kekayaan Miliarder Ini Turun Rp35,94 Triliun dalam Satu Hari
HONG KONG, iNews.id - Kekayaan profesor sekaligus miliarder pendiri raksasa kecerdasan buatan China SenseTime, Tang Xiao'ou mengalami penurunan sebesar 2,4 miliar dolar AS atau setara Rp35,94 triliun hanya dalam satu hari. Hal ini disebabkan merosotnya harga saham perusahaan tersebut sebanyak 51 persen setelah periode penguncian berakhir pada Kamis (30/6/2022).
Mengutip Forbes, saat ini pria berusia 54 tahun itu memiliki kekayaan bersih 3 miliar dolar AS atau setara Rp44,92 triliun berdasarkan kepemilikannya atas 6.906.1 juta saham kelas A di SenseTime. Penguncian sebagian saham kelas B SenseTime, termasuk yang dimiliki oleh investor utama, telah berakhir hari ini.
Namun, saham A yang dimiliki oleh Tang, yang merupakan direktur eksekutif dan pemegang saham terbesar perusahaan, masih dikenakan pembatasan penjualan.
Manajemen SenseTime telah mengumumkan bahwa mereka secara sukarela memperpanjang penguncian saham kelas B mereka yang dimiliki hingga 29 Desember mendatang. Kepala Eksekutif Xu Li, kepala ilmuwan Wang Xiaogang dan salah satu pendiri Xu Bing mengatakan dalam pengajuan ke Bursa Efek Hong Kong bahwa keputusan ini diambil untuk mengekspresikan kepercayaan mereka pada nilai jangka panjang dan prospek grup. Untuk saat ini, penguncian saham Tang juga akan berakhir pada 29 Desember.
Namun, investor tampaknya mengambil pandangan yang kurang menguntungkan. SenseTime awalnya melonjak setelah debutnya di Bursa Hong Kong dengan mengumpulkan 740 juta dolar AS setelah rencana pencatatannya ditunda karena penempatan perusahaan di daftar hitam AS.
Kemudian, harga saham SenseTime mencapai tertinggi 9,7 Hong Kong Dolar per saham pada 4 Januari, naik lebih dari dua kali lipat dari harga penawaran umum perdana 3,85 Hong Kong Dolar dan memberi Tang kekayaan puncak sebesar 8,6 miliar dolar AS.
Saat ini, Tang telah kehilangan hampir 70 persen dari jumlah tersebut. Direktur bank investasi butik Chanson & Co yang berbasis di Beijing, Shen Meng menyebut, saham SenseTime telah turun karena investor menilai kembali prospek laba perusahaan.
“Valuasi pasar sebelumnya terlalu tinggi. R&D SenseTime diarahkan pada apa yang disebut teknologi inti. Tapi ada banyak ketidakpastian dan akan memakan waktu cukup lama untuk pengeluaran untuk menghasilkan keuntungan yang sebenarnya,” ujar Shen.
Editor: Aditya Pratama