Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kementerian ESDM Buka Posko Nasional Nataru, Pastikan Pasokan Listrik Aman
Advertisement . Scroll to see content

Hilirisasi Tambang, Litbang ESDM Teliti Batu Bara Jadi Grafit Sintetik

Senin, 11 Januari 2021 - 22:50:00 WIB
Hilirisasi Tambang, Litbang ESDM Teliti Batu Bara Jadi Grafit Sintetik
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian ESDM meneliti batu bara menjadi grafit yang lebih bernilai tinggi. (Foto: ilustrasi/Sindonews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian ESDM meneliti batu bara menjadi grafit yang lebih bernilai tinggi. Penelitian ini untuk mendukung hilirisasi tambang di Indonesia.

Koordinator Riset Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara Balitbang ESDM, Slamet Handoko mengatakan, grafit selama ini digunakan sebagai bahan baku utama anoda baterai mulai dari ponsel, laptop, bahkan kendaraan listrik.

Selama ini, kata Slamet, sebagian besar grafit diambil dari alam dengan China dan Brasil sebagai produsen utama.

"Saat ini, sekitar 83 persen pasokan grafit alam dunia berasal dari China dan Brasil. Namun tidak semua grafit alam dapat digunakan sebagai anoda baterai karena alasan kemurnian dan kualitas ukuran kristalnya," katanya di Jakarta, Senin (11/1/2021).

Menurut Slamet, batu bara kalori rendah yang melimpah di Indonesia potensial untuk diubah menjadi grafit sintetik.. Namun, biaya produksi grafit lebih mahal sepuluh kali lipat daripada grafit alam.

Padahal, harga grafit sintetik di pasar internasional cukup tinggi. Untuk menekan biaya produksi, kata dia, batu bara dicampur dengan grafit alam.

"Tahun 2014 proporsi grafit sintetik mencapai 33-40 persen dan diprediksi terus meningkat seiring dengan peningkatan kebutuhan baterai mobil listrik," katanya.

Menurut Slamet, prospek pasar grafit sintetik menjanjikan. Permintaan grafit alam setiap tahun meningkat 154 persen sehingga bakal menjadi salah satu bahan galian yang paling diburu di masa depan.

"Oleh karena itu penelitian grafit sintetik perlu dilakukan untuk mengantisipasi ledakan permintaan, apalagi Indonesia tidak memiliki tambang grafit alam yang ekonomis," ucapnya.

Editor: Rahmat Fiansyah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut