Holding BUMN Pertahanan Ditargetkan Rampung Akhir 2021, Intip Persiapannya
JAKARTA, iNews.id - Konsolidasi pendirian Holding BUMN Pertahanan terus digodok Kementerian BUMN selaku pemegang saham. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pendirian holding yang ditargetkan rampung pada akhir 2021.
Konsolidasi tidak hanya dilakukan antar sesama BUMN di sektor pertahanan, melainkan juga menyasar industri pertahanan negara lain.
Menteri BUMN Erick Thohir baru saja mengumumkan kerja sama antara PT Pindad (Persero) dengan Holding Qatar, Barzan. Adapun tujuan kolaborasi antara BUMN milik negara emirat di Timur Tengah itu dengan Pindad untuk memajukan industri pertahanan dalam negeri.
Tujuan tersebut sejalan dengan target Holding Pertahanan dibentuk, dimana, menciptakan produk pertahanan unggulan di bawah satu payung manajemen. Sementara, Pindad nantinya bertindak sebagai anggota holding.
"Alhamdulillah, dalam pertemuan ini Barzan menyatakan komitmennya untuk bekerjasama dengan Pindad untuk memajukan industri pertahanan Indonesia. Barzan menyatakan bahwa kerjasama ini nantinya bukan hanya bisnis, namun juga mencakup alih teknologi dan pengembangan SDM Pindad agar dapat bersaing dalam rantai nilai global” ujar Erick, Senin (8/11/2021).
Lantas, bagaimana persiapan pendirian Holding BUMN Pertahanan saat ini?
Mengutip laman resmi Pindad, sejumlah industri pertahanan pelat merah terus melakukan konsolidasi, salah satunya melalui Focus Group Discussion (FGD) dalam kemasan Indonesian Defence Club (IDC) Chapter III.
Ruang dialog tersebut diyakini mampu menampung aspirasi dari BUMN industri pertahanan dan masukan dari para pemangku kepentingan untuk mendorong pemenuhan program pertahanan dan keamanan nasional.
Wakil Menteri I BUMN, Pahala Nugraha Mansury mengatakan, FGD tersebut erat kaitannya dengan inisiatif strategis BUMN industri pertahanan untuk memperkuat kolaborasinya. Khususnya, mendorong industri pertahanan dalam rantai pasok dan transformasi digitalisasi yang sejalan dengan inisiatif strategi ekonomi dan nilai sosial, hingga kepemimpinan teknologi.
“Dalam kaitannya dengan kepemimpinan teknologi, salah satunya dengan membangun kapabilitas industri pertahanan yang selaras dengan kebutuhan pemerintah atau pengguna,” ucap Pahala.
Selain itu, peningkatan value creation dari global strategic partnership BUMN industri pertahanan dengan target penurunan impor, meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dan masuk dalam global supply chain guna meningkatkan volume ekspor produk pertahanan.
“Target rata-rata peningkatan TKDN produk unggulan di 2024 sebesar 51 persen. BUMN Industri Pertahanan juga berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem industri pertahanan dengan melibatkan BUMN/BUMS yang sudah memiliki persyaratan standar,” katanya.
FGD-IDC Chapter III dibagi dalam dua sesi yang terdiri dari sesi ekosistem industri atau sinergi BUMN dan BUMS, roadmap pengembangan ekosistem dan Teknologi 4.0, serta sesi penilaian dan upaya peningkatan TKDN, pengaruh pada kontrak pengadaan, bentuk komitmen, dan rekomendasi akademisi.
FGD-IDC III ini juga membahas ekosistem industri pertahanan yang diharapkan mampu tumbuh dan berkembang serta mampu menghasilkan bahan baku, komponen, dan produk alutsista yang memiliki kualitas dan harga yang kompetitif.
Sebab itu, Holding BUMN Industri Pertahanan akan melakukan penerapan teknologi 4.0 yang dapat mewujudkan ekosistem industri pertahanan yang bersinergi, berstandarisasi, efisien, dan berkelas dunia.
Adapun BUMN yang tergabung di dalam Holding Industri Pertahanan antara lain PT Len Industri (Persero) yang fokus pada C5ISR Platform beserta MRO dan solusi integrasi tiga matra (interoperability) melalui Network Centric Warfare. PT Pindad (Persero) dengan fokus pada platform matra darat, MRO dan penyediaan senjata serta munisi,
Lalu, PT Dirgantara Indonesia (Persero) dengan fokus pada platform matra udara dan MRO, PT Pal Indonesia (Persero) dengan fokus pengembangan matra laut dan MRO, serta PT DAHANA (Persero) dengan fokus pada pengembangan produk energetic material (bahan peledak) untuk seluruh matra pertahanan.
Editor: Aditya Pratama