Implementasi IA-CEPA, Ekspor Indonesia ke Australia Naik 7,6 Persen di Semester I 2021
“Harapannya, setelah Covid-19 kita bisa meningkatkan perdagangan ini setelah pembatasan kita terbuka secepatnya kita kembali pada peningkatkan kerja sama ini,” kata Lutfi.
Data Kementerian Perdagangan menunjukkan rata-rata nilai ekspor bulanan RI ke Australia naik dari 189,38 juta dolar AS pada kurun Januari–Juni menjadi 228,33 juta dolar AS, pada kurun Juli–Desember 2020.
Ekspor pada tahun tersebut mencapai 2,5 miliar dolar AS atau naik 7,63 persen dibandingkan dengan total ekspor pada 2019. Meski ekspor naik, impor Indonesia dari Australia turun 15,75 persen.
Menurut Mendag, kondisi ini pun berpengaruh pada defisit yang menyempit atau turun 32,24 persen menjadi 2,1 miliar dolar AS. Penyusutan defisit itu dianggap dipengaruhi oleh turunnya impor akibat pelemahan ekonomi nasional selama pandemi.
Ekspor terbesar Australia ke Indonesia sejauh ini didominasi oleh komoditas mentah. Di antaranya adalah batu bara dengan nilai 610,9 juta dolar AS, bijih besi senilai 450,3 juta dolar AS, sapi hidup dengan nilai 434,8 juta dolar AS dan gula senilai 429,2 juta dolar AS.
"Mayoritas komoditas-komoditas tersebut diolah oleh industri di Indonesia dan diharapkan bisa mendukung kolaborasi kedua negara dalam skema economic powerhouse," ujar Lutfi.
Lewat skema ini, Australia diharapkan bisa memasok bahan baku yang bisa diolah Indonesia untuk menjadi produk bernilai tambah yang bisa dipasok ke negara atau kawasan ketiga seperti Afrika dan Timur Tengah.
Editor: Jeanny Aipassa