Inggris Terancam Pemadaman Listrik di Musim Dingin jika Krisis Energi Eropa Meningkat
LONDON, iNews.id - Operator listrik Inggris menyatakan, rumah tangga dan bisnis bisa menghadapi pemadaman listrik selama tiga jam pada musim dingin. Hal itu, jika krisis energi di Eropa meningkat, sehingga pasokan menjadi terlalu rendah.
Krisis energi yang dipicu oleh perang Rusia-Ukraina telah membuat negara-negara Eropa berebut untuk membangun cadangan energi saat musim dingin. Seorang pejabat Uni Eropa juga memperingatkan bahwa blok 27 negara dapat mengalami pemadaman listrik musim dingin ini.
Operator National Grid Inggris menyatakan, masyarakat akan menerima pemberitahuan terlebih dahulu jika terjadi pemadaman listrik. Pemadaman akan terjadi secara bergiliran.
"Ini akan diperlukan untuk memastikan keamanan dan integritas keseluruhan sistem kelistrikan," menurut outlook report musim dingin, dikutip dari Washington Post, Minggu (9/10/2022).
Skenario terburuk mengasumsikan Inggris tidak dapat lagi mengimpor listrik dari Prancis, Belgia, dan Belanda. Selain itu, juga tidak dapat mengamankan sumber-sumber alternatif. Namun perusahaan mengatakan dapat mengelola gangguan yang tidak terlalu parah tanpa pemadaman listrik.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Liz Truss pada Kamis (6/10/2022) lalu di Praha mengatakan, Inggris memiliki pasokan energi yang baik. Hal itu disampaikan ketika dia ditanya apakah dapat menjamin negaranya tidak akan menghadapi pemadaman listrik.
"Kami berada dalam posisi yang jauh lebih baik daripada banyak negara lain, tetapi tentu saja selalu ada lebih banyak yang bisa kami lakukan," ucapnya.
Terlepas dari peringatan tersebut, Menteri Iklim Inggris Graham Stuart mengatakan sehari setelahnya bahwa Inggris tidak memerintahkan warganya untuk menggunakan lebih sedikit energi. Sementara negara-negara Uni Eropa mematikan air mancur dan air hangat di gedung-gedung publik.
Penurunan pengiriman energi secara drastis dari Rusia telah menjungkirbalikkan pasokan energi Eropa. Setelah kota-kota Jerman meredupkan lampu di monumen bersejarah, Paris meluncurkan rencana konservasi energi, termasuk meminta kantor untuk mengatur pencahayaan dan pemanas.
Para pemimpin Eropa telah berjanji untuk tidak tergantung dengan pasokan energi Rusia. Mereka juga menuduh Moskow menggunakan energi sebagai senjata, sementara Kremlin menyalahkan sanksi Barat yang dijatuhkan atas perang yang diluncurkan di Ukraina.
Di Inggris, National Grid berusaha meluncurkan rencana yang menawarkan pembayaran kepada rumah tangga dan bisnis besar untuk menggunakan lebih sedikit listrik pada saat permintaan tinggi, seperti dengan mematikan peralatan.
"Ini dalam menghadapi kekacauan dan volatilitas yang belum pernah terjadi sebelumnya di pasar energi," katanya.
Meskipun ketergantungan Inggris terhadap energi Rusia tidak sebanyak negara-negara Eropa lainnya, namun kekurangan pasokan energi di benua itu masih akan memiliki berbagai knock-on effect.
Editor: Jujuk Ernawati