Ini Sosok Andrew Ritchie, Tukang Kebun Penemu Sepeda Brompton
LONDON, iNews.id - Merek sepeda lipat Brompton sudah mendunia. Namun, belum banyak yang tahu Andrew Ritchie, sosok penemu sepeda lipat asal Inggris tersebut.
Di Indonesia, sepeda ini mendadak populer di tengah pandemi Covid-19. Banyak masyarakat yang mencari hobi dan sepeda seharga puluhan juta dengan desain rangka modular itu menjadi salah satu pilihan.
Andrew Ritchie, laki berusia 73 tahun merupakan sosok dibalik suksesnya perusahaan sepeda Brompton menjadi produsen sepeda terbesar di Inggris. Pada 1975, lulusan teknik Universitas Cambridge itu merancang sepeda lipat pertama kalinya di Kensington London.
Dia melakukannya tepat di seberang Gereja Brompton Oratory. Dari nama gereja itulah pria yang semula berprofesi sebagai tukang kebun itu menamai sepeda lipatnya. Dia masih ingat dengan pohon jeruk nipis yang dia tanam 40 tahun lalu masih tumbuh kokoh di dekat Stasiun Paddington.
Ritchie lahir di Surrey, Inggris. Dia berasal dari keluarga kelas menengah yang kemudian hidup menderita akibat dampak Perang Dunia ke-II. Ketertarikannya mendesain sepeda dibekali pengalaman magang pada usia 17 tahun di pabrikan truk Lansing Bagnall.
“Saya menyaksikan dengan heran betapa jalur produksi di pabrik tak inefisiensi," ujarnya, dikutip dari The Telegraph, Sabtu (15/8/2020).
Ritchie membuat prototipe Brompton berkat dukungan 12 temannya. Dia mengajak masing-masing dari mereka berinvestasi 100 poundsterling untuk merancang prototipe sepeda lipat itu.
“Mereka mendukung rencana orang gila, dan sebagian besar investor awal memasang tiga lot senilai 100 pounds sterling. Kemudian satu atau dua orang baru masuk saat proyek mulai menjanjikan,” kata dia.
Keterbatasan hidupnya membentuk Ritchie menjadi pribadi yang perhitungan. Dia mengakui dirinya sangat hemat. Dia mengaku lebih senang membawa uang tunai kemana-mana dibandingkan kartu kredit yang menurutnya lebih boros.
Brompton menjadi produsen sepeda terbesar di Inggris dengan produksi rata-rata 40.000 unit per tahun. Tak hanya itu, dia juga berhasil memenangkan berbagai penghargaan, termasuk Prince Philip Designers Prize pada 2009. Model sepeda Brompton kerap menjadi acuan bagi merek-merek lain untuk membuat sepeda lipat.
Sukses dengan Brompton tak membuat Ritchie hidup foya-foya. Ritchie mengaku belum terlau banyak menghabiskan uang dari keuntungan menjual sepeda tersebut.
Pada 2016, Ritchie keluar dari jajaran direksi karena tak sepakat dengan strategi manajemen yang ekspansif. Dia ingin Brompton tetap diproduksi secara terbatas.
Namun, perusahaan malah melipatgandakan kapasitas produksi pabrik dua kali lipat menjadi 100.000 per tahun. CEO Brompton, Will Butler-Adams menyebut, Brompton harus adaptif salah satunya dengan mengembangkan sepeda berbasis listrik.
"Bagi Andrew, Brompton adalah 'bayi'nya, namun dia tak senang dengan apa yang dikembangkan perusahaan. Dia mulai geram dan akhirnya memutuskan untuk mundur," kata sumber This Is Money.
Editor: Rahmat Fiansyah