Kebijakan Pengetatan Agresif The Fed Berisiko Dorong Ekonomi Global ke dalam Resesi
Presiden Bank Dunia David Malpass pada pekan lalu memperingatkan perfect storm stagflasi dan resesi global dapat membalikkan pembangunan ekonomi selama bertahun-tahun. Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WHO) Ngozi Okonjo-Iweala juga mengatakan, dunia sedang menuju ke dalam resesi.
Dana Moneter Internasional (IMF) baru-baru ini menurunkan proyeksi ekonominya untuk tahun depan dan bank sentral India mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa ekonomi global mengalami guncangan karena kebijakan moneter.
Menurut Sekretaris Jenderal UNCTAD Rebeca Grynspan, ada lebih dari satu cara untuk menurunkan tingkat inflasi, tidak hanya dengan menaikkan suku bunga. Misalnya, negara-negara dapat menerapkan pajak tak terduga — pungutan satu kali pada industri yang telah mengalami keuntungan luar biasa tinggi — di perusahaan minyak dan gas (migas).
"Masih ada waktu untuk mundur dari jurang resesi," katanya, dikutip dari CNN Business, Rabu (5/10/2022).
Pemerintah Uni Eropa telah setuju untuk mengenakan pajak atas keuntungan tak terduga dari perusahaan migas. Namun Kongres AS sepertinya tidak akan menyetujui pajak baru menjelang pemilihan paruh waktu pada November mendatang.
Wakil Ketua Federal Reserve Lael Brainard mengatakan, saat dolar AS lebih tinggi memberikan tekanan inflasi di seluruh dunia, namun mundur dari pertarungan inflasi sebelum waktunya akan memiliki konsekuensi yang lebih buruk.
Sementara itu, Kepala Ekonom Eurasia Group Robert Khan meyakini bahwa, "Jika dibiarkan, tekanan inflasi ini dapat terbukti sangat merusak pertumbuhan dan kesejahteraan global."
Editor: Jujuk Ernawati