Kementan dan Pemprov Banten Kembangkan Padi Varietas Biosalin untuk Wilayah Pesisir
Mengenai hal ini, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus Tauchid mengatakan bahwa pengujian varietas biosalin masih akan dilakukan terutama pada lahan pesisir disaat musim kering, sehingga harus menggunakan air payau.
"Hari ini kita melakukan panen Biosalin sekitar 5 hektare, kita akan memproduksi benih dan kita lakukan uji multi lokasi di wilayah pesisir baik itu bagian selatan maupun utara," kata Agus usai mengikuti Panen Bersama Pembenihan Padi Biosalin di Desa Curukcuk, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang.
Agus mengatakan pengembangan varietas Biosalin dapat membantu para petani yang ada di pesisir dalam meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) hingga tiga kali panen. Padahal selama ini, pertanaman di pesisir hanya satu kali dalam setahun.
"Kalau kita hitung secara keseluruhan itu ada 20.000 hektar sawah pesisir. Ini angka yang sangat potensial sekali. Jadi 20.000 hektar yang biasanya masa tanam satu kali, berarti ada peluang peningkatan produksi untuk kita optimalkan dengan Biosalin," ucapnya.
Dihitung dari luasan tersebut, potensi peningkatan produksi dengan biosalin dapat menguntungkan mampu menghasilkan 60.000 ton GKG atau 33.000 ton beras. Luasan tersebut juga belum termasuk wilayah pesisir selatan lainya seperti Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang yang memiliki potensi sama seperti wilayah utara Banten.
"Apabila kedua potensi wilayah pesisir pantai utara dan selatan Banten disatukan, maka ada potensi sekitar 20.000 hektare yang bisa ditingkatkan luas tambah tanamnya dari IP 100 menjadi IP 300, di mana satu kali panen bisa menghasilkan minimal 120.000 ton GKG dan 60.000 ton beras," katanya.
Editor: Rizqa Leony Putri