Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Deretan Kota dengan Miliarder Terbanyak 2025, Teratas Ada 123 Taipan 
Advertisement . Scroll to see content

Kisah CEO Figma Dylan Field, Putus Kuliah tapi Sukses Jadi Miliarder Teknologi

Rabu, 06 Agustus 2025 - 04:08:00 WIB
Kisah CEO Figma Dylan Field, Putus Kuliah tapi Sukses Jadi Miliarder Teknologi
CEO Figma Dylan Field menjadi miliarder dengan kekayaan 6,6 miliar dolar AS (Rp108 triliun) setelah perusahannya IPO di Bursa Efek New York. (Foto: Dok. Figma)
Advertisement . Scroll to see content

Field menambahkan, target kompetitif yang jelas untuk perusahaannya saat ini adalah Adobe, yang tengah mengakhiri pengembangan Fireworks, sebuah produk desain aplikasi yang diakuisisinya melalui merger Macromedia pada tahun 2005.

"Yang kami coba lakukan adalah memastikan siapa pun bisa kreatif, dengan menciptakan perangkat kreatif yang gratis dan sederhana di peramban," kata Field dalam sebuah wawancara.

Dylan Field berasal dari Penngrove, California. Dia lahir dari orang tua kelas pekerja. Mendiang ayahnya Andy bekerja sebagai terapis pernapasan, sementara ibunya Beth adalah guru spesialis sumber daya.

Sebagai anak tunggal, Field yang lahir tahun 1992 itu, sudah menunjukkan bakat sebagai jagoan teknologi masa depan di usia muda. Ayahnya mengamati dia mulai "sedikit aneh" dan memperhatikan dia sudah menyelesaikan masalah aljabar di usia enam tahun.

Singkat cerita, Dylan Field dan Evan Wallace bertemu saat belajar ilmu komputer di Brown University dan memutuskan untuk memulai sebuah perusahaan bersama.

Dylan Field mengambil Beasiswa Thiel dan keluar dari perguruan tinggi pada 2012 untuk mulai membangun usaha yang kini berdiri dengan nama Figma. Dylan Field dan Evan Wallace membutuhkan waktu empat tahun untuk meluncurkan versi publik pertama dari papan sketsa virtual mereka untuk para desainer.

Adapun, Figma menerima pendanaan tahap awal dari Index Ventures dan investor lainnya. Para pendiri mengumpulkan sekelompok kecil karyawan di sebuah kantor di Palo Alto. Namun, kemajuannya lambat dan versi-versi awal produk tersebut gagal mengesankan calon pengguna. Selain itu, Field dinilai terlalu mengatur secara detail.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut