Kisah Si Menteri Marathon dan Tari Legong yang Hiasi Uang Kertas Baru Rp50.000
Selain terkenal dengan deretan jabatan menterinya, Djuanda juga beberapa kali mengikuti perundingan dengan Belanda di antaranya dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) dan bertindak sebagai Ketua Panitia Ekonomi dan Keuangan Delegasi Indonesia.
Pada saat Agresi Militer Belanda II paska proklamasi, pada tanggal 19 Desember 1948, Djuanda sempat ditangkap oleh tentara Belanda dan dibujuk agar beliau mau bergabung dengan pemerintahan Negara Pasundan.
Pada 13 Desember 1957, saat menjabat menjadi perdana menteri, beliau mencetuskan Deklarasi Djuanda yang menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi kesatuan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) atau dikenal dengan negara kepulauan dalam Konvensi hukum laut United Nations Convention on Law of the Sea (UNCLOS).
Selain Djuanda, pada sisi belakang uang pecahan Rp50.000 juga terdapat gambar Tari Legong yang disandingkan dengan keindahan alam Taman Nasional Komodo, serta dipadukan dengan keanggunan Bunga Jepun Bali.
Tari Legong berasal dari Pulau Dewata, Bali. Tarian ini dikenal dengan gerakannya yang cukup kompleks berupa perpaduan antara gerakan penari dan iringan musik gamelan tradisional asal Bali. Gerakan kompleks dalam tari legong ini disebabkan karena adanya unsur gambuh, yang merupakan tarian tertua di Bali dan menduduki kasta tertinggi dalam seni tari Bali.
Tari legong memiliki makna yang dalam, yakni tentang nilai keagamaan dan sejarah dalam budaya Bali. Gerakan dalam tarian ini merupakan wujud dari ungkapan terima kasih dan rasa syukur masyarakat Bali terhadap nenek moyang yang telah memberikan keberkahan melimpah untuk keturunannya.
Editor: Jeanny Aipassa