Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Viral Sosok Kenwilboy, Anak Muda Sukses yang Punya Harta Rp100 Miliar!
Advertisement . Scroll to see content

Mengenal Perbedaan Trading dan Investasi Kripto, Apa Kelemahannya?

Kamis, 17 Februari 2022 - 16:15:00 WIB
Mengenal Perbedaan Trading dan Investasi Kripto, Apa Kelemahannya?
Ilustrasi tradingk kripto. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kehadiran aset kripto semakin menarik minat masyarakat melakukan trading dan juga berinvestasi. Namun ada perbedaan trading dan investasi kripto yang perlu diketahui agar tidak terjebak apalagi sampai mengalami kerugian. 

Sebagaimana transaksi di pasar modal, perdagangan aset kripto juga melibatkan dua pengguna, yaitu trader dan investor.  Meskipun aktivitas trading dan investasi sama-sama bertujuan mendapatkan keuntungan, namun keduanya pada dasarnya sangat berbeda. 

Apa saja yang menjadi perbedaan trading dan investasi kripto?
 
1.   Dilihat Tujuan Investasi dan Trading Kripto

Investasi pada umumnya adalah kegiatan membeli aset kripto untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama, dan aset tersebut hanya disimpan saja. Berbeda dengan trading yang memanfaatkan volatilitas pasar untuk membeli dan menjual aset kripto dalam waktu yang cukup singkat.

Perbedaan investasi dan trading tidak hanya pada cara mendapatkan keuntungan saja. Terdapat empat faktor lainnya yang membedakan antara trading dan juga investasi. Empat faktor tersebut adalah.

2.   Durasi Menyimpan Aset

Karena umumnya investasi pada aset kripto ini memiliki tujuan jangka panjang, maka seorang investor akan bertaruh pada potensi jangka panjang dari sebuah aset kripto saat melakukan investasi pada koin tersebut.

Investor akan menyimpan aset kripto dalam jangka waktu yang panjang dengan maksud untuk menjualnya dan mendapatkan keuntungan dalam beberapa tahun kedepan. 

Maka dari itu, investor harus mempertibangkan dengan matang jenis aset kripto mana yang layak dan sesuai dengan tujuan investasinya. Karena siklus pasar aset kripto jauh lebih pendek dibandingkan dengan pasar saham. 

Selain itu, pasar aset kripto bersifat lebih volatil, artinya aset dapat mengalami tren naik dan tren turun dalam periode waktu yang singkat.

Berbeda dengan trading, yang lebih bersifat jangka pendek dan bergantung pada pergerakan harga. Trader akan lebih fokus dengan pergerakan harga dalam jangka waktu tertentu, seperti per jam atau per hari pada pasar perdagangan aset kripto.

Tujuan dasar trader adalah membeli aset kripto pada saat harga rendah dan menjualnya pada saat harga lebih tinggi di menit, jam, hari, atau minggu berikutnya. 

Volatilitas menjadi komponen penting yang harus diperhatikan saat melakukan trading, karena harga harus memiliki pergerakan harga yang signifikan agar trader bisa bisa meraup keuntungan. 
Volatilitas ekstrim pada pasar perdagangan aset kripto menjadi hal yang menguntungkan dalam trading.

3.   Risiko yang Dihadapi

Aset kripto seringkali dianggap sebagai investasi yang paling berisiko dibandingkan dengan jenis investasi lainnya karena volatilitas harga yang ekstrim. 

Konsep risiko cukup mudah untuk dipahami, tetapi harus dibarengi dengan pemahaman tentang potensi keuntungan dibandingkan dengan risiko yang Anda lakukan.

Namun, risiko pada perdagangan aset kripto sebenarnya masih dapat dikategorikan tergantung pada tingkat risiko yang mereka hadapi. 

Investasi dalam aset kripto dianggap memiliki risiko yang lebih kecil jika dibandingkan dengan trading. Karena investor hanya menyimpan aset kripto mereka dan tidak terlalu peduli dengan volatilitas harga harian. Naik turunnya nilai suatu aset harian tidak terlalu mempengaruhi investasi dalam jangka panjang.

Selain itu, trader seringkali terlibat dalam margin trading, yaitu merupakan praktik meminjam dana dari pihak ketiga untuk melakukan trading aset kripto. 

Margin trading secara signifikan juga dapat menjadi risiko dalam trading, terlebih jika trader mengalami kerugian hingga tidak bisa mengembalikan dana tersebut.

Lalu apa kelemahan dari trading dan investasi kripto? Jawabannya adalah rentan penipuan. 

Regulasi yang terbatas, penolakan dari otoritas keuangan di berbagai negara, keberadaan aset dan agen sifatnya digital, membuat trading dan investasi kripto rawan penipuan. 

Apalagi jenis aset kripto sangatlah beragam. Di Turki, investor kripto kehilangan sekitar Rp29 triliun uangnya karena salah memilih pedagang aset kripto.

Sebagai bentuk tanggapan dan pencegahan atas permasalahan keamanan yang terjadi di perdagangan aset kripto, Kementerian Perdagangan Indonesia melalui BAPPEBTI telah memberikan kepastian hukum mengenai peraturan perdagangan aset kripto yang tercantum dalam Peraturan Bappebti No. 5 tahun 2019 dan No. 7 tahun 2020. Regulasi lainnya pun masih terus dikembangkan untuk menciptakan iklim investasi kripto yang lebih aman bagi masyarakat.

Terlepas dari kekurangan trading dan investasi kripto, penilaian dan keputusan tetap berada di tangan individu. Oleh karenanya, diperlukan pengetahuan, pemahaman dan kebijaksanaan dalam menimbang dan memutuskan eksposur aset kripto dalam portofolio investasi kamu. 

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut