Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Program MBG Bisa Bantu Stabilkan Harga Bahan Pangan, Waka BGN Ungkap Alasannya
Advertisement . Scroll to see content

Negara-negara Ini Kacau akibat Melonjaknya Harga Pangan dan Energi

Minggu, 10 April 2022 - 12:36:00 WIB
Negara-negara Ini Kacau akibat Melonjaknya Harga Pangan dan Energi
Sri Lanka, salah satu negara yang kacau akibat melonjaknya harga pangan dan energi. Foto: Reuters
Advertisement . Scroll to see content

Di Sri Lanka, krisis ekonomi dan politik semakin parah, dengan para pengunjuk rasa turun ke jalan menentang jam malam dan menteri pemerintah mengundurkan diri secara massal. 

Bergulat dengan tingkat utang yang tinggi dan ekonomi lemah yang bergantung pada pariwisata, Sri Lanka terpaksa menurunkan cadangan mata uang asingnya. Itu mencegah pemerintah melakukan pembayaran untuk impor utama seperti energi, menciptakan kekurangan yang menghancurkan dan memaksa orang menghabiskan berjam-jam mengantre untuk mendapatkan bahan bakar.

Para pemimpinnya juga telah mendevaluasi mata uang rupee Sri Lanka karena mereka mencoba untuk mendapatkan pinjaman dari Dana Moneter Internasional (IMF). Tapi itu hanya membuat inflasi menjadi lebih buruk di dalam negeri. Pada Januari, inflasi mencapai 14 persen, hampir dua kali lipat tingkat inflasi di Amerika Serikat.

Sedangkan Parlemen Pakistan mengeluarkan mosi tidak percaya kepada Khan, menggulingkannya dari kekuasaan dan menjungkirbalikkan pemerintahannya. Masalah politiknya sudah berlangsung bertahun-tahun, klaim salah urus ekonomi seperti biaya makanan dan bahan bakar melonjak, serta menipisnya cadangan devisa, memperburuk keadaan.

"Tingkat kekacauan ekonomi telah menyatukan oposisi terhadap Imran Khan," kata Kinnear.

Di Timur Tengah dan Afrika, para ahli juga mengamati tanda-tanda tekanan politik di negara-negara lain di Timur Tengah yang sangat bergantung pada impor pangan dari wilayah Laut Hitam, dan sering memberikan subsidi yang besar kepada publik.

Sedangkan di Lebanon, di mana hampir tiga perempat penduduknya hidup dalam kemiskinan tahun lalu sebagai akibat dari keruntuhan politik dan ekonomi, antara 70-80 persen gandum impor berasal dari Rusia dan Ukraina. Biji-bijian utama juga hancur selama ledakan pada 2020 di pelabuhan Beirut.

Dan Mesir, yang merupakan pembeli gandum terbesar di dunia, sudah melihat tekanan besar pada program subsidi roti yang sangat besar. Negara tersebut baru-baru ini menetapkan harga tetap untuk roti yang tidak disubsidi setelah harga melonjak, dan sebagai gantinya mencoba untuk mengamankan impor gandum dari negara-negara seperti India dan Argentina.

Menurut Arezki, dengan perkiraan 70 persen orang miskin dunia tinggal di Afrika, benua itu juga akan sangat terpapar dengan kenaikan harga pangan dan energi.

Adapun kekeringan dan konflik di negara-negara seperti Ethiopia, Somalia, Sudan Selatan dan Burkina Faso telah menciptakan krisis ketahanan pangan bagi lebih dari seperempat populasi benua itu, kata Komite Palang Merah Internasional pekan ini. Situasinya berisiko semakin buruk dalam beberapa bulan mendatang.

Ketidakstabilan politik telah terjadi di beberapa bagian benua. Misalnya, kudeta di Afrika Barat dan Tengah sejak awal 2021.

Bahkan negara-negara dengan ekonomi yang lebih maju seperti Eropa, yang memiliki penyangga lebih besar untuk melindungi warganya dari kenaikan harga tidak akan memiliki alat yang sepenuhnya bisa meredam dampak tersebut.

Ribuan pengunjuk rasa berkumpul di kota-kota di seluruh Yunani minggu ini. Mereka menuntut upah yang lebih tinggi untuk melawan inflasi. Sedangkan pemilihan presiden Prancis menyempit karena kandidat sayap kanan Marine Le Pen memainkan rencananya untuk mengurangi biaya hidup. 

Pemerintah Presiden Emmanuel Macron mengatakan pada bulan lalu sedang mempertimbangkan untuk mengeluarkan kupon makanan sehingga keluarga berpenghasilan menengah dan rendah bisa makan.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut