Pedagang Pasar Tradisional Teriak Minyak Goreng Langka, Masih Jual dengan Harga Lama
Senada, pedagang lainnya bernama Siti (45) menuturkan belum memperoleh minyak goreng satu harga tersebut sejak hari pertama diberlakukan. Karena itu, dia masih menjual minyal dengan harga yang lama.
"Belum ada nih sampai sekarang. Itu sudah berlaku sejak hari Rabu kemarin kan, tapi nyatanya belum. Ini saya masih jualin minyak goreng harga lama," kata Siti.
Dia bercerita, banyak pembeli yang datang ke warungnya dengan menanyakan minyak goreng harga Rp14.000 per liter. Namun kenyataannya tidak ada, sehingga Siti sampai berulang kali menjelaskan minyak goreng satu harga belum masuk ke pasar tempatnya berjualan.
"Puluhan pembeli datang ke sini. Pertanyaannya sama. Sudah saya jelasin tetap saja enggak percaya, ya sudah apa boleh buat? Malah saya saranin mereka (pembeli) untuk beli ke supermarket supaya dapat murah krena di sini masih mahal," tuturnya.
Sementara pedagang lainnya, Sugeng (50) menuturkan, kebijakan menurunkan harga minyak satu harga di tengah situasi sulit adalah jalan yang tepat. Namun, dia menyayangkan distribusinya yang belum merata.
"Bagus sebenarnya buat bantu rakyat kecil tapi sebarannya belum rata. Saya saja belum dapat minyak goreng murah. Di sini saja masih harga lama. Di agen-agen juga masih pada mahal," ujarnya.
Sugeng pun berharap, ketersediaan minyak goreng bisa benar-benar dipastikan merata di pasar tradisional. Sebab, di beberapa pasar tradisional, minyak goreng masih langka dan harganya masih mahal.
Terkait kebijakan HET minyak goreng, Sugeng pun mendukung. Hanya saja, menurutnya, perlu diimbangi dengan ketersediaan barang di lapangan.
"Saya dukung, itu bagus. Rakyat kecil seperti pedagang-pedagang jadi kebantu. Tapi dipikirkan juga barang-barang kami yang ada di toko gimana kalau harganya murah tapi di kami masih mahal? Kalau saya jualin di patokan harga yang baru, sayanya rugi," tuturnya.
Editor: Jujuk Ernawati