Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kajian Kenaikan Tarif Transjakarta hingga Mikrotrans Ditarget Rampung Sebelum Akhir Tahun
Advertisement . Scroll to see content

Pemerintah Sebut Industri Kelapa Sawit Jadi Penyelamat bagi 16,2 Juta Masyarakat dari Kemiskinan

Selasa, 08 Agustus 2023 - 16:21:00 WIB
Pemerintah Sebut Industri Kelapa Sawit Jadi Penyelamat bagi 16,2 Juta Masyarakat dari Kemiskinan
Pemerintah menyebut, kelapa sawit dapat menjadi penyelamat bagi 16,2 juta lebih masyarakat Indonesia dari jurang kemiskinan. (Foto: Antara)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud menuturkan, kelapa sawit dapat menjadi penyelamat bagi 16,2 juta lebih masyarakat Indonesia dari jurang kemiskinan. Adapun, sebanyak 317 kabupaten dari total 580 kabupaten di Indonesia memiliki ekonomi yang sangat bergantung pada hasil perkebunan kelapa sawit

"Ini yang harus kita perjuangkan, ini yang harus kita bela. 16,2 juta orang bergantung pada kelapa sawit, bahkan mungkin lebih, dari Sabang sampai Merauke," ujar Musdhalifah dalam Seminar Nasional "Sawit Memerdekakan Rakyat Indonesia dari Kemiskinan" yang diselenggarakan oleh SawitKita di Jakarta, Selasa (8/8/2023).

Dia menuturkan, kelapa sawit kemudian menjadi kunci utama untuk memajukan perekonomian masyarakat, termasuk daerahnya. Terlebih lagi, saat ini aturan dana bagi hasil (DBH) kelapa sawit sudah tertuang dalam PP 38 tahun 2023. 

Adapun ketentuan porsi DBH untuk daerah perbatasan adalah sekitar 20 persen, provinsi sebesar 20 persen, dan 60 persen untuk kabupaten penghasil.

"Bayangkan 60 persen wilayah di Indonesia, ekonominya bergantung pada kelapa sawit. Jadi ini kita harus ingat betul-betul bahwa rakyat kita bergantung pada kelapa sawit, supaya tidak hidup di bawah garis kemiskinan," tuturnya.

Adapun, hingga saat ini masih ada 10 juta lebih masyarakat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Untuk itu, jumlah tersebut seharusnya menjadi fokus perjuangan untuk dibangkitkan kembali perekonomiannya. 

"Jangan sampai daerah yang ekonominya sudah ada selalu diganggu dan disebut merusak ekosistem. Ekosistem itu, contohnya hutan saja tidak diapa-apakan, pohon itu tumbang dengan sendirinya kalau tua, akan tumbuh lagi pohon-pohon baru, begitu juga dengan ekosistem," ucapnya.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut