Pengakuan Hari Darmawan Soal Matahari Dibeli Lippo Group
Isu dirinya dipecundangi Grup Lippo juga ditepis Hari Darmawan. Dalam sebuah wawancara dengan Majalah Fortune edisi Mei 2011, dia mengaku kesepakatan dirinya dengan James tidak atas dasar paksaan.
“Saya yang menawarkan kepada dia. Ini keinginan dua belah pihak yang menghasilkan sebuah good deal,” katanya dalam wawancara itu.
Hari Darmawan juga mengaku tidak menyesal melepas Matahari, terlebih ketika mengetahui bisnis Matahari terus berkembang. “Berarti visi saya kuat,” katanya.
Namun, dalam sebuah catatan yang ditulis oleh seorang manajer Bank BCA, Timoteus Talip dalam buku Curhatan Kala Hidup Jadi Bermakna yang rilis pada 2012, Timoteus mempertanyakan apa benar raja ritel ini benar-benar merelakan kerajaan bisnisnya dikuasai orang lain.
Timoteus mengatakan, Hari Darmawan selalu mengatakan, 'the show must go on' saat ditanya soal lepasnya Matahari ke genggaman Grup Lippo. Tapi, kata dia, dari sorot matanya tersembunyi rasa khawatir dengan masa depan Matahari.
“Sebagai owner leader, saya membangun Matahari seperti anak sendiri. Saya buat Matahari menjadi besar, nice and excellent. Bila anak sudah besar, kita titipkan mereka pada pembantu, belum tentu pembantu kita baik terhadap anak kita,” kata Timoteus menirukan analogi Hari Darmawan.
Kendati masih menyisakan tanya, kini Hari Darmawan telah berpulang. Jasadnya ditemukan tewas secara tragis di Sungai Ciliwung, Cisarua, Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (10/3/2018). Jenazah Hari Darmawan akan dikremasi di Bali.
Editor: Rahmat Fiansyah