Pertamina Alokasikan 14,5 Persen Dana Capex untuk Energi Bersih, Dirut: Cukup Agresif
Menurut dia, Pertamina memang melakukan pengembangan di aspek Bioenergy, Geothermal, Hydrogen, EV Battery dan ESS, Gasification, NRE, Circular Carbon Economy, Green Refinery.
Lalu, Electric Power: Geothermal, Solar Power. Kemudian, Mobility: Biofuel, EV Charging dan swapping. Diikuti, Coal to DME, Hydrogen, Natural Based Solutions, CCUS/CCS.
Gasification misalnya, Nicke mencatat Indonesia diberkahi sumber daya gas yang cukup besar karena itu harus dimanfaatkan dengan mengkonversi menjadi sumber energi baru dan terbarukan (EBT).
"Gasification itu dasarnya dari kita meyakini bahwa gas ini menjadi bridging fuel dari fossil fuel menuju energi terbarukan, apalagi Indonesia diberkahi sumber daya gas yang cukup besar, dan tantangannya tentu infrastruktur karena dengan 17.000 pulau dengan jumlah penduduk yang sangat banyak kita diberikan tantangan di sisi distribusi," ujar Nicke.
Untuk gasification, lanjut Nicke, di sisi upstream perlu ditingkatkan investasinya. Selain itu, Pertamina juga membamgun infrastruktur Liquefied Natural Gas (LNG) agar memperkuat infrastruktur midstream dan downstream.
"Agar mudah untuk transport, baik infrastruktur di midstream dan downstream," tutur Nicke.
Editor: Jeanny Aipassa