Pertamina Optimalisasi Biaya Rp32,8 Triliun di Tengah Naiknya Harga Minyak Dunia
Sementara sepanjang 2021, Pertamina telah melakukan pengeboran 12 sumur eksplorasi dan 350 sumur eksploitasi. Pada tahun yang sama, temuan cadangan (2C) telah mencapai 486,70 MMBOE, dan tambahan cadangan terbukti (P1) mencapai 623,47 MMBOE.
Di pengolahan dan petrokimia, Pertamina pada tahun lalu menerapkan strategi optimasi crude and product. Ini telah berkontribusi pada peningkatan yield of value produk sekitar 3 persen. Strategi tersebut terkait dengan pemilihan dan substitusi ekonomis minyak mentah, dan memaksimalkan high valuable products dengan high spreads.
Sedangkan di lini transportasi dan logistik, Pertamina mengoptimalkan load factor untuk meraih pendapatan dan efisiensi biaya. Di sisi bisnis gas, perseroan juga meningkatkan volume perdagangan dan transportasi gas serta volume transportasi minyak.
“Setelah legal end state, kami juga mengintensifkan resource sharing, seperti sharing fasilitas dan sharing development agreement, khususnya di upstream sub-holding,” ujar Emma.
Dia menambahkan, kinerja positif di hilir juga didukung oleh pemerintah melalui pengakuan kompensasi selisih HJE JBT Solar dan JBKP Pertalite pada 2021 mencapai 4 miliar dolar AS atau setara Rp58,6 triliun (di luar pajak) serta pembayaran atas kompensasi 2018 dan 2019 sekitar 1,7 miliar dolar AS atau setara Rp24,1 triliun (di luar pajak).