KUPANG, iNews.id - Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) menetapkan Pulau Sumba sebagai pusat pengembangan sapi jenis wagyu. Nantinya, sentra ini bakal memenuhi kebutuhan daging berkualitas, baik dalam negeri maupun ekspor.
Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT, Marius Ardu Jelamu mengatakan pada tahun ini, pemerintah NTT menerima bantuan sperma 100 bibit sapi wagyu dari Kementerian Pertanian untuk dikembangkan di provinsi tersebut.
Pangan Biru; Renjana Bangsa Pelaut yang Lama Tersesat di Darat
"Pemerintah NTT memilih Pulau Sumba sebagai pusat pengembangan bibit sapi wagyu karena kondisi alamnya sangat memungkinkan untuk pengembangan sapi ini," kata Marius di Kupang, Minggu (8/3/2020).
Menurut Marius, untuk pengembangan sapi wagyu dibutuhkan pengetahuan, pengalaman, keahlian dan yang mumpuni. Sapi Wagyu selama ini dikembangkan di Jepang dan menghasilkan daging yang berkualitas dan mahal yang dipasok ke berbagai restoran.
"Jika ini dikembangkan di NTT tentu pakan ternak, kandang dan keseluruhan ekosistem pengelolaannya didesain sebaik mungkin dengan melibatkan para pakar," kata Marius.
Gubernur NTT Viktor Laiskodat, kata Marius menginginkan, para peternak di NTT memelihara dan memiliki sapi Wagyu yang harganya satu ekor mencapai Rp1 miliar.
Marius mengatakan, sapi wagyu memiliki kecenderungan genetik berupa pemarmeran (marbling) tinggi dan memproduksi lemak tak jenuh berminyak dalam jumlah besar dengan kualitas daging sapi sangat tinggi sehingga harganya mahal.
Editor: Rahmat Fiansyah
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku