Putin Sebut 40 Persen Perdagangan Rusia Gunakan Rubel Imbas Sanksi Barat
SAINT PETERSBURG, iNews.id - Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut bahwa hampir 40 persen perdagangan negaranya kini menggunakan mata uang rubel. Sebab, perdagangan dengan dolar, euro, dan mata uang Barat lainnya telah berkurang imbas serangkaian sanksi.
Mengutip CNBC International, Putin menyebut negara-negara yang 'bersahabat dengan Rusia' merupakan negara-negara yang patut mendapat perhatian khusus karena akan menentukan masa depan perekonomian global.
“Dan negara-negara tersebut sudah mencakup tiga perempat dari perekonomian kita, secara volume perdagangan,” ujar Putin saat berbicara di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) dikutip, Senin (10/6/2024).
Putin menambahkan, Rusia akan berusaha untuk meningkatkan transaksi yang dilakukan dalam mata uang negara-negara BRICS, mengacu pada koalisi ekonomi negara-negara berkembang yang mencakup Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Dia menambahkan, pembayaran untuk ekspor Rusia dalam mata uang yang disebut ‘beracun’ bagi negara-negara non-sahabat telah berkurang setengahnya selama setahun terakhir. Menurut laporan, angka ini meningkat dari sekitar 30 persen tahun lalu, dan lebih tinggi dari 15 persen pada tahun-tahun sebelum perang.
“Dengan demikian, pangsa rubel dalam operasi impor dan ekspor meningkat, kini mencapai hampir 40 persen,” kata dia.