Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kementerian ESDM Buka Posko Nasional Nataru, Pastikan Pasokan Listrik Aman
Advertisement . Scroll to see content

Realisasi Investasi Sektor Migas Tembus Rp168,894 Triliun hingga Kuartal III 2023

Senin, 30 Oktober 2023 - 13:03:00 WIB
Realisasi Investasi Sektor Migas Tembus Rp168,894 Triliun hingga Kuartal III 2023
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji. (Foto: dok iNews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat total realisasi investasi sektor minyak dan gas (migas) baik di hulu dan hilir menembus 10,61 miiar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp168,894 triliun hingga kuartal III 2023. 

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, mengatakan realisasi tersebut sudah mencapai 61 persen dari target tahun 2023 yang sebesar 17,44 miliar dolar AS atau sekitar Rp277,616 triliun.

Dia menjelaskan, dari total investasi migas tersebut, nilai investasi hulu migas mencapai 8,99 miliar dolar AS atau setara Rp143,106 triliun dari target tahun 2023 yang sebesar 15,56 miliar dolar AS atau sekitar Rp247,690 triliun.

Sedangkan angka investasi hilir migas sebesar 1,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp25,469 triliun dari target yang sebesar 1,88 miliar dolar AS atau setara Rp29,926 triliun, atau mencapai 85 persen. 

Tutuka menyampaikan, peluang investasi di sektor migas  masih terbuka lebar mengingat potensi sumber daya migas yang sangat besar. Dari data Januari 2023, proven reserves minyak bumi di Indonesia mencapai 2,41 BBO (billion barrel oil), sedangkan proven reserves gas bumi berada pada angka 35,3 TCF (trillion cubic feet).

"Proven reserves kita hanya 10 persen dari potensi sumber daya, atau dapat diartikan potensi sumber daya kita adalah 10 kali lipat dari proven reserve tersebut," ungkap Tutuka.

Dia menyampaikan, hal ini akan menjadi tantangan bagi pemerintah, sehingga diperlukan kajian lebih dalam, penambahan data yang kemudian dianalisis dan evaluasi untuk dilakukan pengeboran di beberapa cekungan-cekungan yang memiliki potensi minyak besar, seperti Sumatera Selatan, Jawa Timur, Sumatera bagian tengah (sekitar Blok Rokan), sedangkan untuk gas bumi berada di Bintuni, Kutai, dan Sumatera bagian Utara.

Untuk menarik investor, Tutuka menuturkan, pemerintah juga memberikan regulasi yang atraktif, seperti dengan memberikan share split tidak lagi di angka 85-15, melainkan mulai dari 80-20, dimana bagian pemerintah sebesar 80 persen, dan KKKS 20 persen. 

Seiring dengan meningkatnya resiko yang ditentukan oleh pakar geologis dan geofisik, bagian pemerintah akan berkurang dimana untuk gas bumi bisa menjadi 50-50, dan minyak bumi 55-45, atau bagian pemerintah 55% dan sisanya bagian KKKS.

"Pemberian insentif lain seperti depresiasi dipercepat, FTP (First Tranche Petroleum), dan lainnya, itu juga bisa duduk bersama dibahas diskusikan atau diajukan kepada pemerintah. Kemudian juga kita selalu berusaha untuk mempercepat urusan AMDAL bersama dengan Kementerian LHK," ujar Tutuka.

Di sektor hilir migas, pemerintah terus berupaya meningkatkan pembangunan Infrastruktur gas bumi strategis guna mendorong interkonektivitas jaringan gas bumi. Salah satunya pembangunan pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang (CISEM) yang baru tersambung ruas Semarang-Batang sepanjang 60 KM, dan pembangunan pipa gas Cisem Tahap II (ruas Batang-Kandang Haur Timur) sepanjang 249 KM akan dimulai pada tahun 2024. 

Pemerintah juga akan membangun ruas pipa gas transmisi Dumai-Sei Mangke sepanjang 400 km. Jika ruas Dumai-Sei Mangke selesai, kelebihan gas di Jawa Timur bisa ditransfer ke Jawa Barat hingga Sumatera.

"Dari utara Sumatera sampai ke Jawa Timur bisa tersambungkan, kalau ada produksi yang sangat besar misalkan Andaman dan potensi besar lain di utara Bali dan utara Lombok bisa dialirkan juga ke pipa ini, jadi dari Jawa Timur bisa dialirkan sampai Jawa Barat hingga ke atas (Sumatera), atau dari Andaman bisa di kirimkan transmisikkan sampai ke bawah (Jawa Timur)," ungkap Tutuka.

Dia menambahkan, jika infrastruktur hilir migas sudah siap, maka aliran gas dari hulu tersebut bisa dialirkan untuk industri pupuk ataupun kimia, maupun dialirkan ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). 

"Ini sebagai contoh integrasi antara hulu dan hilir, jadi jika ditemukan potensi gas, kurang lebih seperti itu, sehingga negara ini punya kekuatan untuk membangun industri sendiri untuk ketahanan nasional, tidak hanya ketahanan energi saja," tutur Tutuka.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut