Rekor, Penjualan Alibaba di Hari Jomlo 11.11 Tembus Rp462 Triliun
HUANGZHOU, iNews.id - Indikasi melambatnya perekonomian China tidak tampak pada penjualan Alibaba di Hari Jomlo. Kemarin, penjualan kotor di hari puncak belanja online nasional itu mencapai lebih dari 213,5 miliar yuan AS atau Rp462 triliun.
Dikutip dari CNBC, Senin (12/11/2018), penjualan tersebut melampaui tahun sebelumnya yang mencapai 168,2 miliar yuan. Dengan kata lain, penjualan itu tumbuh hampir 27 persen meskipun dibanding tahun lalu pertumbuhannya cenderung melambat. Pada 2017, nilai penjualannya tumbuh 39 persen.
Digelar untuk sepuluh kalinya, Hari Jomlo atau juga dikenal dengan sebutan merupakan Double Eleven merupakan festival belanja online nasional terbesar di China. Banyaknya jumlah pria atau wanita yang belum memiliki pasangan dimanfaatkan Alibaba untuk memberi diskon besar di platform e-commerce miliknya seperti Tmall.
Nilai penjualan di China itu tercatat merupakan yang tertinggi di dunia, termasuk hari belanja apapun yang ada di Amerika Serikat (AS). Bahkan, nilai penjualan Alibaba kemarin menyentuh 1 miliar dolar AS hanya dalam waktu satu menit 25 detik. Setelah sejam, nilainya lebih dari 10 miliar dolar AS.
Selain nilai penjualan kotor yang menembus rekor, kecepatan waktu penjualan juga mencatat rekor. Nilai penjualan 10 miliar dolar AS pada tahun ini lebih cepat lima menit 21 detik daripada tahun lalu. Nilai pesanan yang dikirim juga melampaui rekor tahun lalu.
Sejumlah inovasi dilakukan Alibaba untuk memeriahkan Hari Jomlo tahun ini. Perusahaan yang bermarkas di Hangzhou itu mengerahkan berbagai e-commerce-nya, termasuk Lazada yang berbasis di Asia Tenggara dan Ele.me yang mendongkrak penjualan lewat Starbucks.
Selain itu, Alibaba juga mengundang model Miranda Kerr dan penyanyi Mariah Carey untuk mempromosikan acara tersebut lewat gala dinner di Shanghai, sehari sebelum acara digelar. Pendiri sekaligus Chairman Alibaba, Jack Ma juga hadir dalam pembukaan acara meskipun tidak memberikan sambutan.
Perusahaan e-commerce raksasa ini fokus menggarap strategi yang disebut sebagai "ritel baru". Dalam konsep itu, Alibaba menyatukan antara bisnis online dan offline. Salah satunya Alibaba lewat toko grosirnya, Hema mengizinkan pelanggan untuk berbelanja dan membayar lewat ponselnya. Kesepakatan Alibaba dengan Starbucks juga menjadi bagian dari strategi ini.
"Ketika kita bicara soal dunia ritel baru, kami sangat percaya bahwa ritel online dan offline bukan suatu hal yang terpisah. Dan jika Anda melihat basis pelanggan saat ini, mereka semua hidup dalam internet. Semua orang pengguna internet. Anda mempunyai pelanggan yang sama. Anda hidup dalam dunia yang sama. Ini semua soal bagaimana kita berinovasi menyatukan bisnis online dan offline dalam satu dunia yang terdigitalisasi," kata CEO Alibaba, Daniel Zhang.
Editor: Rahmat Fiansyah