Sosok Shunsaku Sagami, Miliarder Baru Jepang Berharta Rp14,67 Triliun
Sagami bekerja pertama kali di bidang periklanan. Pada 2015, dia mendirikan perusahaan media mode bernama Alpaca yang diakuisisi oleh Vector, agen hubungan masyarakat yang terdaftar di Tokyo, kemudian berganti nama menjadi Smart Media. Sagami terus bekerja di perusahaan tersebut dan membantunya melakukan akuisisi lebih lanjut.
Saat bekerja di perusahaan tersebut, dia melihat apa yang menurutnya tidak efisien dalam proses pembuatan kesepakatan. Sementara itu, Sagami juga menyaksikan bisnis kakeknya terpaksa ditutup karena tidak ada penerus yang tetap menjalankannya.
Tujuan Sagami adalah untuk membantu melestarikan UKM Jepang. Lebih dari 99 persen dari semua perusahaan di Jepang adalah UKM dan sekitar dua pertiga dari mereka tidak memiliki penerus, menurut perusahaan riset keuangan Teikoku Databank.
M&A Research Institute menerapkan sistem pencocokan menggunakan AI untuk membantu mencari calon pembeli bisnis yang ingin dijual pemiliknya. Biaya keberhasilan akan dibayarkan hanya ketika kesepakatan selesai. Sistem penetapan harga yang ramah klien dan pendekatan berbasis AI ini telah memberikan keunggulan dalam persaingan.
Kesuksesan Sagami ini mendorongnya untuk membawa M&A Research Institute melantai ke bursa saham Tokyo pada Juni tahun lalu atau kurang dari empat tahun setelah perusahaan itu didirikan.
M&A Research Institute melaporkan laba bersih sebesar 7,1 juta dolar AS dengan pendapatan sebesar 15,7 juta dolar AS pada tahun lalu. Jumlah penasihat M&A di perusahaan telah meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 90 pada akhir Desember 2022.
Editor: Aditya Pratama