Tajir dari Start-up, Pendiri Canva Jadi Wanita ke-2 Terkaya di Australia
Kekayaan baru pasangan ini menjadikan mereka orang terkaya ke-9 dan ke-10 di Australia. Perkins dan Obrecht bergabung dengan kelompok yang dipimpin oleh sesama pendiri teknologi Mike Cannon-Brookes dan Scott Farquhar dari Atlassian, sebuah perusahaan pengembangan perangkat lunak.
Perkins juga menjadi wanita terkaya kedua di Australia setelah Gina Rinehart (67 tahun), yang memiliki kekayaan bersih 17,9 miliar dolar AS, yang sebagian besar berasal dari bisnis bijih besi. Sementara menurut data perusahaan riset CB Insights, Perkins adalah wanita terkaya dengan usaha sendiri di bawah usia 40 tahun.
Perkins dan Obrecht, yang menikah awal tahun ini mengatakan ingin membangun salah satu perusahaan paling berharga di dunia.
"Kami bergerak ke arah yang benar, tapi kami belum sampai di sana," ujar Perkins, yang merupakan CEO Canva.
Pengguna Canva telah membuat lebih dari 7 miliar desain, tetapi Perkins menginginkannya ada di mana-mana. Itu termasuk mengganti resume PDF dengan alat berbasis web yang responsif.
Dia dan Obrecht memiliki setidaknya 30 persen saham perusahaan. Seorang mantan karyawan Google, Cameron Adams, juga merupakan salah satu pendiri, meskipun ukuran sahamnya belum diungkapkan.
Canva populer di kalangan blogger, pelajar, dan pemasar yang dapat memilih template dan kemudian menyesuaikannya untuk membuat logo, resume, pamflet, bahkan desain kaos. Alatnya digunakan oleh lebih dari 10 juta siswa dan guru, serta perusahaan termasuk American Airlines Group Inc, Zoom Video Communications Inc, SkyScanner, Intel Corp, Salesforce.com Inc, PayPal Holdings Inc, dan Marriott International Inc. Diperkirakan Canva akan membukukan pendapatan tahun ini lebih dari 1 miliar dolar AS.
Editor: Jujuk Ernawati