Tangki Penyimpanan CPO Penuh Jadi Persoalan Baru yang Dialami Petani Sawit
JAKARTA, iNews.id - Persoalan petani sawit dalam negeri tak kunjung usai. Mulai harga tandan buah segar (TBS) yang semakin murah, hingga kini muncul pengusaha kelapa sawit yang mogok menerima TBS sawit karena tangki penyimpanan crude palm oil (CPO) yang penuh.
"Keluhan petani yang utama saat ini selain soal harga TBS yang terus turun di bawah Rp1.000 per kg, kini banyak pabrik yang tutup dan tidak mau menerima TBS petani dengan alasan tangki CPO mereka penuh," ujar Sekretaris Jenderal Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), Mansuetus Darto kepada MNC Portal Indonesia, Selasa (12/7/2022).
Dia mencontohkan di Kabupaten Siak, Riau, di mana mobil-mobil petani yang mengangkut TBS sawit bisa antre 2-3 hari untuk bisa masuk ke pabrik.
"Kalau petani bisa menjual TBS mobil-mobil pengkut TBS bisa antre sampai 2-3 hari baru bisa bongkar di pabrik dengan harga yang terus berubah-ubah, harga sekarang itu bisa berubah sampai empat kali dalam satu minggu," kata dia.
Darto menyebut, petani sudah menunda panen dari akhir Juni lalu, hal itu karena jika dipaksa panen dengan harga saat ini, maka para petani akan mengalami kerugian, ditambah pabrik yang tidak mau menerima sawit mereka.
Diketahui, harga TBS di sejumlah wilayah masih di bawah Rp1.000 per kg dan masih jauh dari ketentuan pemerintah. Oleh sebab itu, perihal alasan para pengusaha tak membeli TBS sawit petani karena tangki penuh, Darto meminta kepada pemerintah dan bila perlu kepolisian untuk melakukan pengecekan tangki-tangki CPO di lapangan.
"Kami minta tolong dicek, apa benar tangki penuh? Karena ekpor sudah di buka dari Maret lalu," ucapnya.
Darto menambahkan, pungutan ekpor CPO (PE) dan Bea Keluar yang saat ini mencapai 488 dolar AS per ton sangat tinggi dan berdampak langsung pada pemotongan harga TBS petani sekitar sampai Rp1.300 per kg.
Editor: Aditya Pratama