Transisi Energi di Asia Tenggara Butuh Dana Rp450.000 Triliun, untuk Apa Saja?
Kedua, Kemitraan Pemerintah-Swasta (KPS) dan Pendanaan Internasional dengan mengakses dana iklim internasional, seperti Green Climate Fund, dapat menyediakan sumber daya tambahan untuk inisiatif energi bersih.
Dia menjelaskan, selain pendanaan lingkungan yang kondusif bagi investor, hal penting lainnya, yaitu memobilisasi investasi energi ramah lingkungan. Hal ini dapat diciptakan melalui pemberian insentif, kerangka kebijakan yang jelas dan mendukung, termasuk rencana dan peraturan energi jangka panjang dapat membangun kepercayaan investor, serta prosedur Investasi yang Transparan.
Arifin menyampaikan, negara-negara anggota ASEAN telah menyadari pentingnya pengembangan energi berkelanjutan, keamanan energi, dan penanganan perubahan iklim.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengungkapkan oleh sebab itu maka beberapa strategi sedang dilakukan untuk mencapai tujuan ini.
Termasuk dengan mengembangkan konsep yang jelas untuk pendanaan transisi energi yang berkelanjutan, menetapkan peta jalan energi terbarukan jangka panjang, serta menerapkan teknologi ramah lingkungan.