Transisi Energi di Asia Tenggara Butuh Dana Rp450.000 Triliun, untuk Apa Saja?
Dia mengungkapkan, hasil proyeksi the International Renewable Energy Agency (IRENA) menyatakan bahwa dibutuhkan suntikan dana sebesar 29,4 triliun dolar AS hingga tahun 2050 untuk melaksanakan transisi energi ASEAN dalam skenario 1,5'C dengan skema 100 persen energi terbarukan.
Senada, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukkan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Yudo Dwinanda Priaadi juga membenarkan bahwa untuk melaksanakan transisi diperlukan pendanaan dan investasi dan hal ini menurutnya menjadi tantangan besar yang harus diatasi.
"Mendapatkan pendanaan dari negara-negara maju seperti Just Energy Transition Partnerships (JETP), Asia Zero Emission Communities (AZEC), dan Energy Transition Mechanism (ETM) sangatlah penting." ujar Yudo.
"Selain itu, pembiayaan ramah lingkungan yang inovatif seperti obligasi ramah lingkungan, perusahaan jasa energi (ESCO), dan skema pembiayaan lainnya didorong untuk dijajaki dan diterapkan," tutur Yudo.
Editor: Jeanny Aipassa