Berharap Dapat Untung, Korban Investasi Bodong dan Ilegal Justru Rugi Ratusan Miliar
JAKARTA, iNews.id - Harapan LW untuk mendulang pendapatan dari investasi harus sirna begitu saja. Sebab, dirinya bersama 50.000 orang lainnya menjadi korban investasi ilegal.
Harapan itu hilang begitu saja di mana LW menjadi korban investasi ilegal yang dilakukan terduga pelaku bernama Rezky Haryadi atau Rezky Steanley. Terduga pelaku yang mengaku CEO Gate Solution Club (GSC) ini membawa kabur uang LW dan korban lainnya dengan nilai ratusan miliar.
"Semoga manusia biadab ini cepat tertangkap dan PTnya bisa dicairkan untuk mengembalikan uang-uang kami yang sudah kami setorkan melalui upline kami. Biarkanlah Allah yang bekerja untuk bisa menemukan orang tersebut, aamiin," ujar LW, Selasa (2/3/2022).
Diketahui, GSC menawarkan investasi trading forex dengan imbal hasil yang sangat menarik, yaitu 16 persen per bulan. Padahal, imbal hasil dengan jumlah besar dan tak masuk akal sudah jadi rahasia umum ciri-ciri investasi ilegal.
Ironisnya, masih banyak orang yang tertipu dengan permainan GSC. Bahkan, izin GSC tidak terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Mengutip unggahan milik akun Facebook Yuki Herawati, Rezky diketahui tinggal di Pontianak, Kalimantan Barat. Pelaku disebut memiliki usaha bernama PT Hars Bersaudara yang meliputi Hars Media Avertising, Hars Media Indonesia, Hars Musical Studio dan Rumah Souvenir.
Dalam unggahan tersebut, terlampir pula sejumlah bukti pembayaran investasi GSC. Nilai investasinya pun bervariasi, dari Rp50 juta hingga Rp375 juta.
Dalam menjalankan aksinya, terduga pelaku menjalan aksinya dengan membawa pesan agama hingga membuat korban terperdaya. "Member" klub abal-abal miliknya tergabung dalam grup media sosial WhatsApp bertajuk GSC ASIA 1.
"Nomor yang selama ini untuk berkomunikasi dengan para member tiba-tiba tidak bisa dihubungi, left dari grup tanpa bertanggung jawab mengembalikan uang yang telah kami setorkan, Instagram beliau dan istri dihapus agar tidak terlacak lagi," tulis Yuki.
Kisah pilu lain datang dari dari Mn yang tertipu arisan dan investasi bodong di Palembang oleh W dan Z. Kedua pelaku memanfaatkan kepopulerannya sebagai penjual buah untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah melalui jalan pintas.