Dorong Literasi Keuangan, Bhinneka Life Edukasi Guru Ekonomi se-Jabar
Menurut dia, dengan pengenalan literasi perencanaan keuangan pada siswa SMA, diharapkan setelah lulus siap menghadapi dunia keuangan di perguruan tinggi dan saat bekerja nanti. “Hubungan dengan keuangannya sangat erat, sehingga penting sekali untuk mereka mengerti melakukan perencanaan, mulai mengelola, menabung, itu mulai dari sekarang,” kata dia.
Pihaknya pun mengaku telah melakukan penyuluhan literasi perencanaan keuangan tidak hanya di lingkungan pendidikan, tapi juga organisasi dan badan yang berkaitan dengan keuangan.
“Kita melakukan literasi bukan hanya kepada guru, kita juga melakukan literasi kepada badan usaha milik desa, yang lainnya juga kita lakukan,” ujarnya.
Kepala Bagian Edukasi dan Perlindungan Konsumen Kantor Regional 2 Jawa Barat OJK Riwin Mirhadi mengatakan, angka literasi keuangan masyarakat Indonesia masih sangat kecil. Dia mencontohkan, masyarakat yang mempunyai rekening baru 67 persen dari total populasi.
Sayangnya, dari jumlah itu, tidak semua paham atas rekening itu. Edukasi kepada masyarakat terkait pengelolaan keuangan, kata dia, penting dilakukan agar masyarakat bisa melakukan pengelolaan keuangan untuk masa depan. “Ternyata, tidak ada belajaran bagaimana mengelola uang. Yang kita tahu bagaimana membelanjakan uang itu,” kata Riwin.
OJK mencatat, hingga 2017, indeks literasi asuransi di Indonesia baru mencapai 15,76 persen. Angka itu turun dari survei tahun 2013 yang berada pada angka 17,84 persen. Rendahnya tingkat literasi ini berdampak kepada masih banyaknya penduduk Indonesia yang tidak terlindungi asuransi.
Hal itu selaras dengan data dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), di mana dari total penduduk Indonesia sekitar 255 juta jiwa, baru sekitar 7,5 persen masyarakat yang memiliki asuransi.
Editor: Ranto Rajagukguk