Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : BI Pastikan Rencana Redenominasi Rupiah Sudah Matang, Masuk Prolegnas 2025-2029
Advertisement . Scroll to see content

Ekonom: Keputusan BI Naikkan Suku Bunga Tepat dan Antisipatif

Jumat, 23 Desember 2022 - 08:36:00 WIB
Ekonom: Keputusan BI Naikkan Suku Bunga Tepat dan Antisipatif
Bank Indonesia (BI). (Foto: ilustrasi/Okezone) 
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Keputusan Bank Indonesia menaikkan BI7DRRR atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5 persen dinilai merupakan keputusan yang tepat, antisipatif dan forward looking.

Co-Founder & Dewan Pakar ISED, Ryan Kiryanto, mengatakan keputusan BI tersebut, sesuai dengan ekspektasi inflasi inti dan inflasi indeks harga konsumen (IHK) ke depan yang terkendali sesuai target yang 3 persen +/- 1, di tengah masih tingginya inflasi global, terutama di negara-negara maju (AS dan Eropa). 

Menurut dia, BI bertindak taktis antisipatif dengan menaikkan BI Rate hanya 25 bps mengingat ekspektasi inflasi global yang masih tinggi dan akan diikuti kenaikan suku bunga acuan global meskipun dengan tingkat agresivitas yang berkurang. 

"Keyakinan ekspektasi inflasi domestik yang melandai menuju sasaran jangkar inflasi yang 3 persen merupakan resultan pengetatan kebijakan moneter BI dalam beberapa bulan terakhir melalui kenaikan BI Rate dan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) secara bertahap serta pengendalian inflasi oleh Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Daerah dibarengi pengendalian inflasi pangan," ujar Ryan.

Paralel dengan itu, lanjut Ryan, efek inflatoir kenaikan harga BBM beberapa bulan lalu juga makin berkurang. Kenaikan BI Rate 25 bps itu juga dilandasi optimisme bahwa likuiditas perbankan tetap mencukupi (ample) atau tidak terganggu karena rasio alat likuid berbanding DPK yang berkisar 30 persen masih jauh di atas treshold

"Dengan demikian, bank-bank tidak akan tergoda untuk menaikkan bunga simpanan dan/atau kredit sehingga kinerja sektor perbankan tetap terjaga, tetap profit dengan kualitas kredit terjaga serta tetap kontributif terhadap pemulihan ekonomi nasional," ungkap Ryan. 

Sebagai tambahan, kenaikan BI Rate yang hanya 25 bps mengindikasikan ruang kenaikan BI Rate di bulan-bulan berikutnya masih terbuka mengingat ada perkiraan kuat bank-bank sentral global (Fed, BoE, ECB) masih akan melanjutkan kenaikan suku bunga acuannya hingga inflasi menyentuh level sasaran di setiap negara atau kawasan.

Akhirnya, ruang ekspansi kredit di dalam negeri tidak terkendala karena likuiditas mencukupi dan juga masih ada POJK perpanjangan restrukturisasi debitur terdampak pandemi hingga Maret 2024 untuk segmen UMKM, sektor pariwisata dan sektor padat karya. 

"Kecukupan likuiditas juga bakal ditopang oleh serapan belanja pemerintah yang mustinya lebih cepat, tepat, disiplin dan tertib sehingga bank-bank tidak harus menaikkan suku bunga simpanan. (Ryan Kiryanto, ekonom dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia/LPPI)," tutur Ryan.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut