Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : OJK bakal Tertibkan Penagihan Utang Buntut Pengeroyokan 2 Matel hingga Tewas di Kalibata 
Advertisement . Scroll to see content

OJK Catat Penerbitan EBA-SP Sejak 2014 Capai Rp14,2 Triliun

Kamis, 02 Agustus 2018 - 14:48:00 WIB
OJK Catat Penerbitan EBA-SP Sejak 2014 Capai Rp14,2 Triliun
Ilustrasi. (Foto: iNews.id/Yudistiro Pranoto)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat terdapat perkembangan yang cukup signifikan dalam penerbitan Efek Beragun Aset-Surat Partisipasi (EBA-SP) di Indonesia. Sejak lima tahun pertama di 2009-2013 hingga lima tahun terkahir 2014-2018 penerbitan EBA-SP tumbuh mencapai tiga kali lipat.

Deputi Direktur Perizinan Pengelolaan Investasi OJK I Made Bagus Tirthayatra mengatakan, selama 2009-2013 total penerbitan EBA-SP mencapai Rp3,9 triliun. Sementara pada 2014 hingga Juli 2018 mencapai Rp14,2 triliun. "Produk EBA-SP terus menunjukan perkembangan yang sangat menggembirakan. Jenis aset yang disekuritisasi terus mengalami perkembangan," ujarnya saat membuka perdagangan di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (2/7/2018).

Pada awalnya, produk investasi ini hanya melakukan sekuritisasi khusus untuk Kredit Perumahan Rakyat (KPR). Namun, dalam perkembangannya, EBA-SP mulai merambah ke produk dengan ragam yang lain seperti untuk proyek infrastruktur pemerintah.

"Dalam beberapa tahun terakhir produk yang disekuritasi semakin beragam. Kita melihat ada penerimaan jalan tol jagorawi itu menjadi portofolio produk EBA. Jadi kita melihat sangat pesat pertumbuhan EBA dalam beberapa tahun terakhir," kata dia.

Meski demikian, menurut dia, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam meningkatkan penerbitan EBA-SP. Pasalnya, setelah sembilan tahun diterbitkan, masih banyak investor yang tidak mengetahui instrumen ini menawarkan imbal hasil yang tak kalah menarik dari instrumen investasi lainnya.

"Kurangnya awareness dari investor, banyak yang belum menyadari betapa menariknya EBA ini," ucapnya.

Selain itu, masih kurangnya tingkat likuiditas EBA-SP karena belum banyak perusahaan yang menerbitkan instrumen ini. Oleh karenanya, OJK mengapresiasi PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) yang hari ini menerbitkan EBA-SP Ritel untuk pertama kalinya di Indonesia.

"Kami sangat apresiasi peluncuran EBA-SP Ritel hari ini, kami percaya upaya peluncuran EBA ini upaya yang efektif untuk meningkat likuiditas EBA di pasar sekunder," tuturnya.

Sementara itu, Direktur SMF Heliantopo yakin produk barunya ini akan diminati pasar. Pasalnya, saat pertama kali menerbitkan EBA-SP saat 2009 lalu mendapatkan respons yang cukup baik.

"Sekarang kita pakai platform-nya BNI, BNI Sekuritas kan ada kliennya, ada klien SMF, semua proseslah. Seperti EBA kita pas pertama kali terbitkan tahun 2009 juga semua orang tidak tahu, sekarang EBA banyak kan," ucapnya.

Ia berharap produk ini dapat menggaet lebih banyak investor dari produk EBA sebelumnya yang sebesar Rp2 triliun. Apalagi EBA-SP Ritel ini mendapatkan peringkat idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) yang dapat menambah kepercayaan investor

"Kalau SMF sih harapannya sebanyak mungkin investor ya. Maunya EBA terbit kaya kemarin langsung tersebar investornya banyak,  sehingga nanti makin menarik ketika mau terbitkan EBA-SP lagi sudah langsung banyak pesertanya," ujarnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut