Perbankan Berisiko Beri Kredit ke Holding BUMN Tambang
JAKARTA, iNews.id - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abra Talattov mengatakan Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah dari sektor konstruksi dan pertambangan terlalu tinggi yakni sebesar 4,5 persen dan 8,5 persen.
Hal ini menimbulkan risiko yang besar untuk perbankan jika diharuskan pemerintah untuk mendukung Holding BUMN Tambang.
"Itu akan sulit karena NPL-nya tinggi tidak mungkin perbankan memberikan lagi di tengah risiko yang besar tadi. Otomatis pemerintah akan memaksa BUMN kan untuk men-support holding tambang ya, itu harus diwaspadai juga dari risiko ini," katanya saat konferensi pers Indonesia Risk Management Outlook 2018 di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (7/12/2017).
Untuk itu, ia menilai perbankan harus hati-hati dalam menyalurkan kredit di 2018 mendatang. Sebab, hal itu bisa saja membuat kinerja keuangan perbankan menjadi terhambat di tengah upayanya menjaga stabilitas arus kas.
"Ini masalahnya akan berbenturan dengan risiko yang akan dialami oleh perbankan," katanya.