"Sehingga akan menjadi sangat mubazir kalau seandainya kita tidak punya strategi yang jitu untuk memetakan wilayah-wilayah ataupun komunitas-komunitas yang paling rentan dalam kaitan dengan menghadapi kemungkinan-kemungkinan penipuan melalui fintech ini. Di saat yang sama kita juga perlu mengidentifikasi siapa yang bisa menjadi champion-champion, pelindung kita di dalam masyarakat,” ucap Imam dalam kesempatan sama.
Dia juga menjelaskan, kalangan milenial umumnya memiliki tingkat literasi digital paling baik diantara yang lainnya. Maka, sudah selayaknya generasi ini digandeng oleh pemerintah untuk menjadi pelindung masyarakat dari jeratan fintech dan investasi ilegal.
“Namun tidak semua dari generasi ini (milenial) yang mampu untuk menjadi pendorong dan protektor di dalam gejolak yang terjadi saat ini. Oleh karena itu, harus dipetakan mana yang champion-champion di antara generasi milenial ini. Tanpa ada pemetaan, kita akan kehilangan pasukan yang bisa dijadikan andalan,” tuturnya.
Di samping itu, dia juga menekankan perlunya niat dan integritas yang baik di kalangan generasi milenial yang terpilih ini. Pasalnya, bila tidak, maka yang tak berintegritas dan berniat buruklah yang akan berjejaring untuk berbuat curang melalui teknologi di masyarakat.
Editor: Ranto Rajagukguk
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku