Amerika Resesi, Ekonomi Indonesia Diyakini Tak Akan Ikut Terjerembab
Dia menekankan, sekali lagi karakteristik negara Indonesia yang lebih bergantung pada konsumsi ketimbang ekspor menyebabkan kontraksi ekonomi menjadi lebih 'mild' karena konsumsi walaupun mengalami kontraksi tidak akan sampai terlalu dalam. "Masyarakat bagaimanapun tetap akan melakukan konsumsi, terutama lagi dengan adanya berbagai bantuan dari pemerintah," ujarnya.
Piter menuturkan, kondisi perekonomian global khususnya AS yang terpuruk hingga masuk ke jurang resesi mengundang respons kebijakan fiskal dan moneter yang longgar. Kebijakan FED misalnya adalah mempertahankan suku bunga acuan 0 - 0,25 persen, dengan komitmen melanjutkan pembelian surat utang pemerintah dan korporasi (quantitative easing/QE) selama diperlukan guna membangkitkan perekonomian AS.
"Kebijakan pelonggaran likuiditas ini memunculkan sentimen positif di pasar keuangan negara berkembang, serta membuka peluang terus berlanjutnya aliran modal masuk yang akan memperkuat nilai tukar, termasuk rupiah," katanya.
Sentimen positif didukung juga berita positif terkait perkembangan penemuan vaksin Covid-19. "Saya memperkirakan satu minggu ke depan rupiah akan cenderung menguat," kata Piter.
Editor: Dani M Dahwilani