Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Mentan Amran soal Polisi Aktif di Kementeriannya: Sangat Membantu
Advertisement . Scroll to see content

Begini Cara Kementan Mengelola Lahan Rawa Progam Serasi

Minggu, 02 Juni 2019 - 15:32:00 WIB
Begini Cara Kementan Mengelola Lahan Rawa Progam Serasi
Ilustrasi. (Foto: Kementan)
Advertisement . Scroll to see content

Padi lokal misalnya, merupakan tanaman indegenious yang adaptif dan banyak ditanam petani di lahan rawa. Hampir 90% persawahan di lahan rawa ditanami padi lokal pada musim kemarau.

"Keunggulan padi lokal adalah adaptif terhadap kemasaman tanah, cekaman air, dan kandungan besi tinggi, memerlukan input produksi minim, pemeliharaan tidak intensif, rasa nasi pera disukai petani lokal dan harga jual cukup tinggi," jelas Sarwo Edhy.

Padi Lokal yang berkembang di lahan rawa memiliki beragam jenis nama, antara lain Bayar, Lemo, Pandak dan beragam jenis Siam. Karakteristik padi Lokal umumnya adaptif dengan kondisi agroekologi rawa, umurnya panjang 8-10 bulan, tetapi hasilnya rendah, yaitu 2-3 t/ha. Pola tanam yang digunakan petani umumnya padi Lokal sekali dalam setahun (IP 1).

"Peningkatan IP dapat dilakukan dengan penggunaan padi unggul adaptif lahan rawa. Pengembangan padi ke lahan rawa memerlukan varietas yang adaptif terhadap cekaman lingkungan terutama kemasaman tanah dan keracunan besi di LRPS dan cekaman air (kekeringan/genangan) di LRL," paparnya.

Kementan memeperkenalkan varietas Inpara (Inbrida padi rawa) yang merupakan varietas padi adaptif lahan rawa. Ada sembilan varietas yang sudah dilepas, yaitu Inpara 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Varietas Inpara dirakit dengan memiliki keunggulan toleran terhadap keracunan besi (Inpara 1, 2, 3, 6, 7, 8 dan 9) dan toleran rendaman (varietas Inpara 4 dan Inpara 5).

Sementara, varietas toleran rendaman yang dikembangkan dari gen Sub-1 memiliki kemampuan recovery dengan cepat setelah mendapat cekaman genangan. Potensi hasil 5,0-7,6 ton /ha dengan potensi hasil rata-rata di atas 5 ton/ha.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut