Chatib Basri: Penanganan Krisis 2008 Lebih Mudah Ketimbang Corona
Hal tersebut berbeda dengan kondisi ekonomi yang terjadi saat ini. Dia menyebutkan kondisi ekonomi saat ini lebih disebabkan karena terganggunya aspek supply dan demand yang mengalami disrupsi.
Hal itu diperparah penyebaran virus corona yang awal mulanya ditemukan di China yang dia pandang saat ini merupakan salah satu kontributor terbesar terhadap jaringan suplai global yakni mencapai sekitar 20 persen.
“Permintaan dari China menurun. Buat Indonesia terpukul karena ekspor ke China adalah batubara dan kelapa sawit. Pajak terbesar kan dari perusahaan batubara dan kelapa sawit. Kemudian punya dampak kepada ekspor, investasi, dan daya beli,” ucap Chatib.
Hal ini diperparah dengan langkah dari banyak negara-negara yang mulai melakukan pembatasan terhadap pergerakan manusia di wilayahnya demi menekan penyebaran wabah virus corona. Dia menyebutkan langkah tersebut berdampak pada terganggunya produktivitas pasar.
Atas dasar tersebut, dia menekankan pentingnya bagi pemerintah untuk berhati-hati dalam menangani wabah virus corona. Dia juga berpandangan langkah pemerintah yang memfokuskan anggaran ke sektor kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi sudah tepat.
Editor: Ranto Rajagukguk