Daya Beli Lesu, Harga Rumah Tetap Naik
JAKARTA, iNews.id – Di tengah belum pulihnya daya beli masyarakat Indonesia, harga rumah terus meningkat yang disebabkan oleh kenaikan harga bangunan dan upah buruh bangunan yang naik masing-masing hingga 21,34 persen dan 21,33 persen.
Berdasarkan data Bank Indonesia, harga properti residensial pada kuartal IV-2017 (September-Desember) meningkat 0,55 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Pertumbuhan tersebut lebih cepat dibandingkan pertumbuhan harga properti residensial pada kuartal III-2017 (Juli-Agustus) yang tumbuh 0,50 persen.
Kenaikan harga rumah ini pun diperkirakan berlanjut pada kuartal I-2018. Indeks Harga Properti Residensial kuartal I-2018 menunjukkan harga rumah diprediksi meningkat 0,72 persen, lebih cepat dibandingkan kuartal IV-2017 yang naik 0,55 persen.
Kenaikan harga rumah terjadi pada seluruh tipe rumah, terutama pada tipe rumah menengah yang naik 0,79 persen dibanding kuartal sebelumnya. Harga rumah tipe kecil mencatat pertumbuhan paling lambat yakni 0,43 persen sementara harga rumah tipe besar tumbuh 0,61 persen. Secara spasial, kenaikan harga rumah tertinggi terjadi di Bandar Lampung yang naik 1,8 persen dibanding kuartal sebelumnya.
Kenaikan harga tersebut juga sejalan dengan pertumbuhan penjualan properti residensial sebesar 3,05 persen pada kuartal IV-2017, lebih cepat dibandingkan pertumbuhan penjualan pada kuartal III-2017 sebesar 2,58 persen. Hal tersebut juga terlihat dari penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA) yang mencapai Rp408 triliun, naik 4,17 persen atau lebih cepat dibandingkan kenaikan kuartal sebelumnya sebesar 2,54 persen.