Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Cemburu Berujung Maut di Condet: Pria Tusuk Teman Hingga Tewas, Polisi Ungkap Kronologi Lengkap
Advertisement . Scroll to see content

Ekonom Sebut PPN Naik Jadi 12 Persen Perlu Disesuaikan dengan Kondisi Ekonomi dan Daya Beli 

Jumat, 26 Juli 2024 - 18:18:00 WIB
Ekonom Sebut PPN Naik Jadi 12 Persen Perlu Disesuaikan dengan Kondisi Ekonomi dan Daya Beli 
Ekonom menyebut kenaikan PPN menjadi 12 persen di 2025 perlu disesuaikan dengan perkembangan kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat. (Foto: Ilustrasi/Freepik)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengkritisi keputusan pemerintah terkait rencana kenaikan pajak petambahan nilai (PPN) 12 persen dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025. Diakuinya, kenaikan PPN memang diperlukan untuk menaikkan tax ratio.  

Meski begitu, yang menjadi masalah adalah kondisi saat ini yang harus menjadi alasan pemerintah untuk berhati-hati jika ingin menerapkan kebijakan tersebut. 

"Menurut kami, kenaikan PPN perlu disesuaikan dengan perkembangan kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat ke depannya dan pemerintah perlu mengupdate kajiannya terkait kenaikan PPN dengan kondisi terkini, sehingga pemerintah dapat memastikan kebijakan tersebut tidak berdampak negatif bagi konsumsi masyarakat dan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Josua saat dihubungi iNews.id, Jumat (26/7/2024). 

Menurutnya, kenaikan PPN memang akan lebih berdampak pada kelompok menengah, sehingga akan lebih banyak mengonsumsi barang sekunder dan tersier yang dikenakan PPN.

Untuk diketahui, barang primer seperti bahan makanan dan pendidikan negeri tidak dikenakan PPN, sehingga sebenarnya kenaikan PPN berdampak minim ke golongan pendapatan bawah dan miskin. 

"Jika dibandingkan antara menengah bawah dan atas tentunya yang akan paling berdampak adalah kelompok menengah bawah karena kelompok ini lebih sedikit riil income nya (lebih sedikit savings dan investment nya sehingga proses smoothing consumption akibat kenaikan PPN tidak akan selancar kelompok menengah atas)," ucap Josua. 

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut