Gubernur BI: Inflasi 2022 dan 2023 Berisiko Lampaui Batas Atas 3±1 Persen

JAKARTA, iNews.id - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan inflasi 2022 dan 2023 berisiko melampaui batas atas sasaran 3±1 persen. Inflasi diperkirakan berisiko meningkat akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi dan inflasi volatile food, serta semakin menguatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan.
"Berbagai perkembangan tersebut diperkirakan dapat mendorong inflasi pada tahun 2022 dan 2023 berisiko melebihi batas atas sasaran 3±1 persen dan karenanya diperlukan sinergi kebijakan yang lebih kuat antara pemerintah pusat dan daerah dengan Bank Indonesia untuk langkah-langkah pengendaliannya," ungkap Perry, di Jakarta, Selasa 923/8/2022).
Menurut dia, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Juli 2022 tercatat sebesar 4,94 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 4,35 persen (yoy).
Ke depan, lanjutnya, tekanan inflasi IHK diperkirakan meningkat, didorong oleh masih tingginya harga energi dan pangan global, serta kesenjangan pasokan.
"Inflasi kelompok pangan bergejolak (volatile foods) tercatat sangat tinggi mencapai 11,47 persem (yoy), terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan global dan terganggunya pasokan," ujar Perry.