Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump Sebut Amerika Negara Nuklir Nomor 1, Rusia Nomor 2 dan China Ke-3
Advertisement . Scroll to see content

Harga Barang hingga Properti Anjlok, Perekonomian China Dikhawatirkan Masuk Periode Deflasi

Kamis, 10 Agustus 2023 - 07:37:00 WIB
Harga Barang hingga Properti Anjlok, Perekonomian China Dikhawatirkan Masuk Periode Deflasi
Produsen mobil di China melakukan perang diskon untuk meningkatkan penjualan kaarena penurunan permintaan. (Foto: dok iNews)
Advertisement . Scroll to see content

Namun tak dapat dipungkiri ekonomi China cenderung melambat meskipun sudah hampir delapan bulan sejak pemimpin tertinggi China, Xi Jinping, melonggarkan langkah-langkah pandemi yang ketat yang telah melumpuhkan banyak sektor ekonomi. 

“Ekonomi Tiongkok menghadapi momok deflasi, meningkatkan urgensi langkah-langkah pemerintah untuk merangsang ekonomi, dan mungkin yang lebih penting, langkah-langkah untuk membangun kembali kepercayaan rumah tangga dan bisnis,” kata Eswar Prasad, seorang profesor ekonomi di Universitas Cornell dan mantan Kepala Divisi China di IMF. 

Sementara Wang Dan, kepala ekonom di Hang Seng Bank China, mengatakan daya beli yang lemah untuk barang-barang China dari pembeli domestik dan asing, yang ditunjukkan oleh penurunan tajam dalam ekspor musim panas ini. Ekspor yang rendah didorong oleh permintaan yang melambat dari negara maju dan upaya untuk mendiversifikasi pasokan dari China.

Sebelumnya, China pernah berada dalam periode deflasi pada awal tahun 2009, ketika harga jatuh selama krisis keuangan global, kemudian pada tahun 2012, ketika menghadapi kondisi asing dan domestik yang lemah.

Meski demikian, pemerintah China lebih mudah menyelamatkan kondisi ekonomi saat itu. Harga real estat telah melonjak selama dekade terakhir, karena bank sentral China telah mengeluarkan sejumlah besar uang untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dengan cepat dan mencegah mata uang negara, renminbi, menjadi cukup kuat untuk melemahkan daya saing ekspor pabrik-pabrik negara tersebut.

Pekan lalu, pejabat China meminta pemerintah lokal dan provinsi untuk memberlakukan serangkaian tindakan untuk mendorong konsumen berbelanja. Tetapi pemerintah pusat enggan membayar lebih banyak belanja konsumen.

Kehati-hatian itu telah mendorong para ekonom di luar China daratan mengkhawatirkan China sedang masuk periode deflasi, akibat pemulihan ekonomi pascaCovid-19 yang melambat.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut