Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Gempa Bumi Bermagnitudo 6,0 Guncang Xinjiang China
Advertisement . Scroll to see content

Hindari Ketergantungan dengan China, Australia Incar Perdagangan ke India

Rabu, 16 September 2020 - 22:20:00 WIB
Hindari Ketergantungan dengan China, Australia Incar Perdagangan ke India
Ketegangan antara Australia dan China akhir-akhir ini mendorong Negeri Kanguru itu berupaya meningkatkan hubungan perdagangan dengan raksasa ekonomi Asia lain. (Foto: Getty Images)
Advertisement . Scroll to see content

CANBERRA, iNews.id - Ketegangan antara Australia dan China akhir-akhir ini mendorong Negeri Kanguru itu berupaya meningkatkan hubungan perdagangan dengan raksasa ekonomi Asia lainnya, yakni India. Hal itu juga bertujuan untuk melepas ketergantungan pada perdagangan China.

Hubungan dengan China merosot ke titik terendah dalam 30 tahun terakhir, setelah Australia menyerukan penyelidikan internasional tentang asal-usul wabah Covid-19 yang dianggap oleh China sebagai serangan politik. Sebagai balasan, China memberlakukan berbagai regulasi yang menghambat penjualan jelai atau biji gandum, daging sapi dan anggur dari Australia.

Selain itu, populasi India yang membengkak dan diprediksi menyusul China pada 2027 memperbesar peluang berkelanjutan bagi Australia untuk mendiversifikasi portofolio perdagangan. Pasalnya, saat ini ekonomi negara tersebut sebagian masih bergantung pada China dibandingkan negara maju lainnya di dunia.

Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison mengadakan pertemuan dengan mitranya PM India Narendra Modi pada Juni lalu. Keduanya menandatangani perjanjian mulai dari pertahanan hingga berbagai hal lainnya. 

Para menteri perdagangan India, Australia dan Jepang baru-baru ini juga sepakat untuk meningkatkan ketahanan rantai pasokan di kawasan Indo-Pasifik. “Ini lebih merupakan pasar konsumen kelas menengah yang berkembang di India daripada barang. Kami dapat menjual mulai dari pendidikan, perawatan kesehatan dan ada potensi dalam sains dan teknologi,” ujar Ian Hall, profesor hubungan internasional di Griffith University di Queensland, dikutip dari Bloomberg pada Rabu (16/9/2020).

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut