Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Telur hingga Daging Ayam Ras Jadi Penyumbang Utama Inflasi Oktober 2025
Advertisement . Scroll to see content

Inflasi Nyaris 100 Persen, Masyarakat Argentina Cari Barang Bekas hingga Barter untuk Bertahan Hidup

Jumat, 14 Oktober 2022 - 06:51:00 WIB
Inflasi Nyaris 100 Persen, Masyarakat Argentina Cari Barang Bekas hingga Barter untuk Bertahan Hidup
Masyarakat memeriksa tumpakan sampah untuk mencari barang daur ulang di tempat pembuangan sampah di Lujan, Argentina. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

BUENOS AIRES, iNews.id - Argentina menghadapi tingkat inflasi yang mendekati 100 persen pada tahun ini. Hal ini membuat masyarakat di negara Amerika Selatan itu bertahan hidup dengan beralih ke barang daur ulang dengan mencarinya di tempat pembuangan sampah atau mengantre untuk memperdagangkan barang-barang mereka di tempat barter.

Mengutip Reuters, Jumat (14/10/2022) Argentina akan mencatat kenaikan harga paling tajam tahun ini sejak periode hiperinflasi sekitar tahun 1990. Kejadian ini merupakan salah satu kasus ekstrim, bahkan di dunia yang secara luas berjuang untuk menjinakkan inflasi yang didorong oleh invasi Rusia ke Ukraina.

"Penghasilan saya tidak lagi cukup," kata Sergio Omar (41), yang menghabiskan 12 jam sehari menelusuri pegunungan sampah dari tempat pembuangan sampah di Lujan, 65 kilometer di luar ibu kota Buenos Aires, untuk mencari kardus, plastik, dan logam yang akan dijual.

Penjual menunggu pelanggan di klub barter saat Argentina menghadapi salah satu inflasi tertinggi di dunia. (Foto: Reuters)
Penjual menunggu pelanggan di klub barter saat Argentina menghadapi salah satu inflasi tertinggi di dunia. (Foto: Reuters)

Dia menambahkan, biaya makanan telah melonjak begitu tinggi dalam beberapa bulan terakhir, sehingga membuatnya sulit untuk memberi makan keluarganya dengan lima anak. Omar mengatakan, semakin banyak pekerja informal akan datang ke tempat pembuangan sampah untuk menemukan barang apa pun yang bisa mereka jual dalam perjuangan untuk bertahan hidup.

"Dua kali lebih banyak orang datang ke sini karena ada begitu banyak krisis," ucap Omar seraya menjelaskan bahwa dia bisa menghasilkan antara 2.000-6.000 peso per hari dengan menjual sampah yang dapat didaur ulang.

Menurut laporan Reuters, banyak pria dan wanita di tempat pembuangan sampah yang mencari pakaian yang bisa digunakan hingga makanan sisa. 

Satu abad yang lalu, Argentina merupakan salah satu negara paling makmur di dunia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir ini negara tersebut telah meluncur dari satu krisis ekonomi ke krisis ekonomi lainnya dan telah berjuang untuk menjaga inflasi tetap terkendali.

Saat ini, harga di Argentina mengalami kenaikan paling cepat sejak 1990-an dengan masalah yang disebabkan oleh pencetakan uang, kenaikan harga, dan diperparah oleh kenaikan global terkait biaya pupuk untuk pertanian dan impor gas.

Inflasi diprediksi naik 6,7 persen pada bulan September. Hal ini menyebabkan bank sentral menaikkan suku bunga menjadi 75 persen dengan kemungkinan kenaikan lebih lanjut. Tingkat kemiskinan meningkat lebih dari 36 persen pada paruh pertama tahun 2022 dan kemiskinan ekstrim naik menjadi 8,8 persen atau sekitar 2,6 juta orang. 

Pada tahun 2001, pada saat krisis ekonomi terburuk di Argentina, Sandra Contreras mendirikan Lujan Barter Club. Saat ini, tempatnya menjadi pilihan bagi masyarakat Argentina yang ingin menukar barang-barang seperti pakaian lama dengan sekantong tepung atau pasta.

"Orang-orang datang sangat putus asa, gaji mereka tidak cukup, keadaan semakin buruk dari hari ke hari," ujar Contreras. Dia menyebut, orang akan mulai mengantri dua jam sebelum klub barter dibuka setiap pagi.

"Orang-orang tidak punya uang lagi, mereka perlu membawa pulang sesuatu, jadi tidak ada pilihan selain barter," katanya.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut