Jika AS Terus Naikkan Suku Bunga, Seluruh Dunia Akan Alami Stagflasi
NEW YORK, iNews.id - Federal Reserve AS (the Fed) menaikkan suku bunga yang terlalu agresif menciptakan stagflasi di seluruh dunia. Seorang ekonom terkenal di AS menilai, hal itu tidak serta merta akan mengatasi akar penyebab inflasi domestik.
"Bank sentral di Amerika Serikat sudah terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga padahal sebenarnya tidak perlu," kata profesor di Departemen Ekonomi University of Massachusetts Amherst Jayati Ghosh, dikutip dari Antara, Rabu (10/8/2022).
Dalam wawancara daring baru-baru ini dengan Xinhua, Ghosh memperingatkan, jika the Fed terus menaikkan suku bunga, maka seluruh dunia akan mengalami stagflasi. Dia menuturkan, stagflasi di luar AS akan sangat serius karena pelarian modal ke tempat yang aman menyebabkan krisis utang dan valuta asing yang parah di banyak bagian dunia dan negara-negara berkembang menghadapi inflasi impor akibat dolar AS yang kuat.
Ghosh mencatat, ketika the Fed memperketat pasokan uangnya, negara itu menarik kembali modal dari negara-negara emerging markets dan berkembang, yang telah menyebabkan gagal bayar di tiga negara berkembang, dengan lima atau enam lainnya di ambang gagal bayar.
"Kami sudah menghadapi inflasi karena harga pangan dan bahan bakar yang tinggi. Dan depresiasi mata uang memperburuk keadaan. Sehingga menambah kecenderungan inflasi," ujar pakar ekonomi tersebut.
“Ketika negara berkembang belum benar-benar pulih dari pandemi dan ketika banyak dari mereka belum mampu melakukan respons fiskal seperti yang dilakukan negara maju, kita sudah mengalami perlambatan ekonomi dan kecenderungan resesi. Dan sekarang kita mengalami inflasi. Jadi itu adalah situasi stagnasi klasik untuk seluruh dunia," imbuhnya.