Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Breaking News: Ekonomi RI Tumbuh 5,04 Persen di Kuartal III 2025
Advertisement . Scroll to see content

Kasus Omicron di Indonesia Meningkat, Bagaimana Dampaknya ke Ekonomi?

Jumat, 04 Februari 2022 - 12:35:00 WIB
Kasus Omicron di Indonesia Meningkat, Bagaimana Dampaknya ke Ekonomi?
Kasus Omicron di Indonesia meningkat, bagaimana dampaknya ke ekonomi?
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Angka kasus harian varian terbaru Covid-19, Omicron di Indonesia terus meningkat. Jika kasus terus meningkat dan protokol kesehatan (prokes) tidak diperketat kembali maka akan mempengaruhi ekonomi Indonesia

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio mengatakan, prokes masyarakat di beberapa wilayah Indonesia mulai longgar. Jika ini tidak diperketat oleh pemerintah, maka kegiatan ekonomi akan terancam. 

"Meskipun case Omicron tidak semematikan Delta, tapi angka penularannya paling cepat. Menurut saya, mau tidak mau pemerintah harus menyatakan sikapnya. Masih sering kita melihat masyarakat lengah prokes seperi lepas masker, dan tidak ada hukumannya juga. Nanti efeknya ke kegiatan ekonomi," kata dia saat berbincang di IDX Channel, Jumat (4/2/2022).

Andry mengatakan, pemerintah sebelumnya sudah memprediksi puncak kasus Omicron akan terlihat pada akhir Februari 2022. Karena itu, menurutnya, jika masyarakat tidak taat prokes, maka tindakan rem darurat dengan memberlakukan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berlevel bisa ditingkatkan. Pada akhirnya, ini berpotensi mengganggu aktivitas ekonomi yang perlahan mulai bangkit. 

"Di akhir Januari ini aktivitas ekonomi masih menggeliat. Pak Menkes sempat bilang puncak dari Omicron ini adalah di akhir Februari. Jadi kita bisa lihat nanti, apakah tetap menerapkan hidup bersama Covid, atau memang ada rem darurat seperti meningkatkan level PPKM. Kalau ini nanti terjadi untuk membatasi mobilitas, pasti akan mempengaruhi aktivitas ekonomi," tutur Andry.

Adapun opsi yang menurut Andry bisa dilakukan pemerintah untuk menjaga tren pemulihan perekonomian nasional, yakni menarik rem secara perlahan sebelum puncak kasus benar-benar terjadi di akhir bulan ini. 

"Kalau tarik remnya langsung di akhir Februari saat puncaknya, ini pasti akan memberikan shock yang cukup tinggi. Maka saran saya, tarik remnya perlahan. Dinaikan dulu level PPKM-nya dari level 2 ke level 3, misalnya. Lihat situasi lagi di minggu berikutnya untuk dinaikan ke level 4. Kalau sudah turun kasusnya, baru di longgarkan kembali," ujar Andry. 

Dia menuturkan, cara tersebut bisa dilakukan agar pengaruh terhadap perekonomian tidak terlalu besar.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut