JAKARTA, iNews.id - United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 2009 menetapkan batik Indonesia sebagai Masterpiece of The Oral and Intangible Heritage of Humanity sebagai pengakuan internasional bahwa batik Indonesia merupakan bagian kekayaan peradaban manusia. Tidak hanya memiliki nilai historikal, batik juga memiliki nilai ekspor tinggi yang tumbuh pada semester I 2020 di masa pandemi Covid-19.
Nilai ekspor batik pada Januari hingga Juli 2020 mencapai 21,54 juta dolar AS. Sedangkan dalam periode Januari hingga Juni 2019, berada di posisi 17,99 juta dolar AS.
Purbaya Soroti Perlunya Pengembangan Lebih Lanjut di Sekitar Jalur Whoosh
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pertumbuhan nilai ekspor batik ini disebabkan oleh semakin banyak diversifikasi dari produk batik. Berdasarkan potensi itulah industri kerajinan dan batik didukung sebagai salah satu sektor yang dapat menjadi penopang agenda Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Negara yang menjadi pasar utama batik Indonesia, antara lain Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa. Melihat potensi yang sangat besar, pemerintah berkomitmen untuk terus berupaya membuka pasar-pasar baru pada skala global. Upaya ini diyakini dapat membantu kembali meningkatkan kinerja industri batik nasional di tengah dampak pandemi sekaligus semakin memperkenalkan beragam batik khas Indonesia.
Menko Airlangga Perkirakan Ekonomi Indonesia Tahun Ini Tumbuh 3,7-4,5 Persen
"Batik yang diproduksi adalah batik tulis dan batik cap. Pemerintah berkomitmen bahwa batik ini selalu menjadi pakaian resmi seragam pemerintah,” kata dia dalam keterangannya, dikutip Jumat (17/9/2021).
Dalam kunjungannya ke pelaku usaha batik di Kota Pekalongan, Kamis (16/9/2021), Airlangga mendengarkan aspirasi pemilik dan pengrajin batik serta mempraktekkan langsung cara membatik menggunakan alat tradisional canting. Berdasarkan keterangan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja setempat, UKM sektor usaha batik di Kota Pekalongan berjumlah 871 unit usaha dan selama pandemi Covid-19 tetap mampu bertahan dan cenderung mengalami peningkatan jumlah pelaku usaha.
Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Menko Airlangga Ajak Generasi Muda Jadi Entrepreneur Kompetitif
Perada Batik Pekalongan merupakan salah satu contoh pelaku industri batik yang masih tetap bertahan di masa pandemi. Meskipun terdapat pengurangan jumlah pengrajin, usaha yang berdiri sejak 2011 ini tetap berinovasi dan berproduksi untuk terus menggerakkan ekonomi daerah.
“Kita mengapresiasi seluruh stakeholders yang terlibat menggerakkan industri batik. Saya ucapkan selamat karena tetap mampu bertahan di masa pandemi, bahkan ekspornya naik,” ujarnya.
Sistem Aplikasi KEK, Menko Airlangga: Hasil Kolaborasi untuk Kemudahan Memperoleh Fasilitas Fiskal
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Musdhalifah Machmud, Anggota DPR RI, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Iskandar Simorangkir, Walikota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid, dan Ketua DPRD Kota Pekalongan M. Azmi Basyir.
Editor: Jujuk Ernawati
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku