Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ekonomi Israel Makin Morat-marit akibat Perang di Gaza
Advertisement . Scroll to see content

Moody’s Ingatkan Perusahaan RI Berisiko Gagal Bayar Utang

Senin, 30 September 2019 - 21:01:00 WIB
Moody’s Ingatkan Perusahaan RI Berisiko Gagal Bayar Utang
Lembaga pemeringkat utang internasional Moody's Investor Service melihat adanya risiko gagal bayar dari perusahaan-perusahan di Indonesia yang berutang di perbankan. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Lembaga pemeringkat utang internasional Moody's Investor Service melihat adanya risiko gagal bayar dari perusahaan-perusahan di Indonesia yang berutang di perbankan. Hal ini dipengaruhi menurunnya kinerja perusahaan dalam mendulang pendapatan di tengah ketidakpastian global. 

Laporan Moody's yang berjudul 'APAC banks face growing risk from leveraged corporates as macroeconomic conditions weaken, yang dirilis Senin (30/9/2019), dari 13 negara Asia Pasifik, India dan Indonesia memiliki risiko gagal bayar paling tinggi. Pasalnya, perlambatan ekonomi global dan perang dagang membuat ekonomi di kawasan ini bergejolak dan berdampak pada kinerja industri. 

"Tingkat default perusahaan di Asia Pasifik sejauh ini kecil, dibantu oleh suku bunga rendah dan kondisi pendanaan yang menguntungkan. Namun, meningkatnya ketegangan perdagangan dan geopolitik membebani ekonomi global dan rantai pasokan di tengah pertumbuhan yang sudah melambat," kata Rebaca Tan, Asisten Wakil Presiden dan Analis Moody.

Tes stres yang mengasumsikan penurunan EBITDA sebanyak 25 persen, bank-bank di India dan Indonesia paling rentan atas penurunan kapasitas perusahaan dalam membayar utang, diikuti bank-bank di Singapura, Malaysia, serta China. 

Dari analisis Moody’s, total utang perusahaan di 13 negara di kawasan ini hanya tumbuh 1 persen dari ke tahun ke tahun dalam dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir 2018, laju paling lambat sejak krisis keuangan global. Namun, pengaruh perusahaan secara keseluruhan tetap relatif tinggi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di banyak ekonomi kawasan.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut