Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Jabat Wali Kota Muslim New York Pertama, Mamdani Simbol Perlawanan Minoritas di AS
Advertisement . Scroll to see content

Penerapan Tarif Impor Panel Surya dan Mesin Cuci Berisiko bagi AS

Jumat, 09 Februari 2018 - 14:49:00 WIB
Penerapan Tarif Impor Panel Surya dan Mesin Cuci Berisiko bagi AS
Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Advertisement . Scroll to see content

Organisasi Jerman juga mengatakan, baik industri maupun konsumen tidak akan mendapatkan keuntungan. Hambatan perdagangan akan menyebabkan kenaikan harga di konsumen dan inovasi akan terasa berat akibat persaingan internasional yang tidak menguntungkan, ZVEI menjelaskan.

Petros Mavroidis, seorang profesor hukum perdagangan internasional di Universitas Columbia A, setuju akan hal tersebut. "Proteksionisme menyebabkan proteksionisme lanjutan, dan memberi insentif kepada perusahaan-perusahaan yang salah untuk menuntut perlindungan daripada memperbaiki produk mereka," kata Mavroidis kepada Consumer Reports Majalah AS.

Tarif biasanya diberlakukan karena praktik perdagangan yang tidak adil oleh negara lain, daripada keluhan dari produsen AS, menurut Consumer Reports. Pabrikan Amerika seperti Whirlpool, yang telah mengeluh tentang persaingan asing selama bertahun-tahun, mendukung aksi tersebut.

Merek asing seperti LG Korea Selatan telah mengumumkan rencana untuk menaikkan harga mesin cuci mereka di pasar AS. Menurut kelompok perdagangan Asosiasi Produsen Alat Rumah Tangga, pengiriman mesin cuci buatan asing pada November ke AS meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Namun data Desember tetap konsisten, mengalami penurunan 8,8 persen dari Desember 2016.

Langkah pemerintahan Trump terhadap komponen panel surya yang diimpor telah memisahkan industri panel surya dengan produsen lokal. Produsen lokal menginginkan tarif itu sebagai langkah penting untuk menyelamatkan perusahaan dalam negeri.

Sementara di sisi lain, industri panel surya menentangnya karena akan menaikkan biaya. Bahkan diprediksi oleh kepala Asosiasi Industri Energi Matahari bahwa tarif tersebut dapat menyebabkan hilangnya kira-kira 23.000 pekerjaan di AS tahun ini.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut