Proyeksi Ekonomi China Dipangkas karena Krisis Properti dan Wabah Covid
BEIJING, iNews.id - Ekonomi menjadi lebih pesimistis tentang ekonomi China. Mereka pun memangkas proyeksi pertumbuhan negara itu karena melihat gejolak pasar properti dan wabah Covid-19 terus berlanjut.
Menurut survei ekonom, ekonomi China akan tumbuh hanya 3,5 persen tahun ini dibanding proyeksi sebelumnya sebesar 3,9 persen. Proyeksi pertumbuhan untuk tiga kuartal pertama tahun depan juga dipangkas sebesar 0,1 persen menjadi 0,4 persen, meski median sepanjang 2023 tetap tidak berubah pada 5,2 persen.
Pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi ini menunjukkan para ekonom tidak yakin langkah-langkah stimulus China baru-baru ini dengan mengalokasikan dana sebesar 1 triliun yuan untuk proyek infratsruktur dan menurunkan suku bunga dapat membendung perlambatan.
Ekonom internasional di Wells Fargo & Co., Brendan McKenna mengatakan, ada risiko penurunan pada proyeksi pertumbuhan di tengah sektor properti yang masih terpukul dan pembaruan pembatasan terkait Covid. Skenario dasarnya adalah ekonomi akan tumbuh lebih dari 3 persen tahun ini, tetapi melihat risiko pertumbuhan bakal melambat di bawah level itu jika aktivitas ekonomi melambat lebih lanjut.
Sentimen bisnis dan konsumen mendapat pukulan serius tahun ini karena wabah virus corona mendorong kota-kota besar seperti Shanghai membatasi aktivitas dan menutup bisnis untuk waktu yang lama. Ditambah dengan krisis properti yang semakin dalam tahun ini karena pembeli rumah mulai memboikot pembayaran hipotek atas rumah yang belum dibangun. Baru-baru ini, rekor suhu dan kekeringan telah menyebabkan pemadaman listrik dan beberapa penutupan pabrik.