Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Matel Tewas Dikeroyok, Anggota DPR Minta OJK Hapus Aturan Tagih Utang lewat Debt Collector
Advertisement . Scroll to see content

Resesi di Kuartal III, OJK Nilai Jalur Pemulihan Ekonomi Sudah pada Arahnya

Kamis, 05 November 2020 - 17:25:00 WIB
Resesi di Kuartal III, OJK Nilai Jalur Pemulihan Ekonomi Sudah pada Arahnya
OJK menilai bila dibandingkan PDB kuartal II 2020 minus 5,3 persen, pencapaian di kuartal III mengindikasikan jalur pemulihan ekonomi sudah pada arahnya. (Foto: Grafis/iNews.id)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Ekonomi Indonesia pada triwulan III 2020 kontraksi minus 3,49 persen. Pencapaian ini menjadikan Indonesia masuk jurang resesi.

Staf Ahli OJK Ryan Kiryanto mengatakan bila dibandingkan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II 2020 minus 5,3 persen, pencapaian pada kuartal III mengindikasikan jalur pemulihan ekonomi sudah pada arahnya.

"PDB kuartal II 2020 yang minus 5,3 persen merupakan posisi terendah di masa pandemi Covid-19 atau sebagai bottom. Diyakini mulai kuartal III 2020 dan seterusnya PDB akan membaik secara bertahap seiring menguatnya sisi permintaan konsumsi dan pertumbuhan kredit setelah PSBB dilonggarkan," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Kamis (5/11/2020).

Adapun terkait struktur PDB kuartal III 2020, dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 16,70 persen. Ini terkait dengan masa pandemi yang direspons kebijakan PSBB di beberapa daerah untuk jangka waktu tertentu.

Dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa kontraksi terdalam sebesar 10,82 persen. Ini lantaran kebijakan lockdown di beberapa negara mitra dagang utama Indonesia, di samping produsen domestik juga menurunkan kapasitas produksinya karena pandemi.

Menurut Ryan, struktur ekonomi Indonesia pada triwulan III 2020 didominasi kelompok provinsi di Pulau Jawa sebesar 58,88 persen, dengan kinerja ekonomi kontraksi 4,00 persen. Ini tidak mengejutkan karena secara historis Pulau Jawa memang selalu menjadi penopang utama PDB nasional.

"Pertumbuhan ekonomi triwulan III 2020 pada seluruh kelompok pulau di Indonesia mengalami kontraksi pertumbuhan lantaran efek pandemi yang membatasi kegiatan ekonomi, produksi dan distribusi lintas-daerah atau antar-pulau," katanya.

Kelompok provinsi di Pulau Bali dan Nusa Tenggara kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 6,80 persen, disebabkan topangan PDRB kedua provinsi tersebut dari sektor pariwisata yang tengah terpukul.

Sementara itu, kelompok provinsi lainnya yang mengalami kontraksi, antara lain Pulau Kalimantan sebesar 4,23 persen, Pulau Sumatera sebesar 2,22 persen, Pulau Maluku dan Papua sebesar 1,83 persen, serta Pulau Sulawesi sebesar 0,82 persen. Diyakini PDRB per provinsi yang anjlok drastis akan rebound mulai di kuartal IV tahun ini dan di kuartal-kuartal berikutnya.

Ryan menuturkan tercatat perekonomian Indonesia berdasarkan besaran PDB atas dasar harga berlaku di kuartal III 2020 mencapai Rp3.894,7 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.720,6 triliun.

"Yang menarik, ekonomi Indonesia triwulan III 2020 terhadap triwulan sebelumnya meningkat sebesar 5,05 persen (qtq). Dan sequence seperti ini akan berlanjut di kuartal-kuartal berikutnya seiring melonggarnya PSBB dan derasnya paket stimulus kebijakan dari OJK, BI, dan pemerintah," ujar Ryan.

Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 24,28 persen. Sektor ini akan terus membaik dengan melonggarnya kebijakan PSBB. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) yang tumbuh sebesar 16,93 persen.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut