Siap Beroperasi Lebaran 2019, Tarif Tol Jakarta-Surabaya Rp600.000
SRAGEN, iNews.id - Tol Trans-Jawa selangkah lagi terkoneksi seluruhnya. Kemarin, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali meresmikan salah satu segmen, yakni Sragen- Ngawi.
Dengan demikian, tol Solo-Ngawi dengan total panjang 90,43 km sudah resmi beroperasi. Pemerintah menargetkan keseluruhan ruas tol Trans Jawa kelar pada Desember 2018.
Saat ini segmen tol yang pembangunannya belum selesai pengerjaannya adalah jalur Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Salatiga-Solo, dan Wilangan-Kertosono. Beroperasi penuhnya jalan tol Solo-Ngawi menambah panjang jaringan megaproyek jalan tol trans-Jawa yang tergabung dalam proyek strategis nasional (PSN).
Jika semua sudah terkoneksi, masyarakat bisa menikmati jalur darat dari Jakarta ke Surabaya dengan waktu tempuh 10-12 jam dan dengan biaya yang harus dikeluarkan sekitar Rp600.000.
Besaran ini diperoleh berdasar tarif yang ditetapkan. Untuk tarif tol Solo-Man tingan-Ngawi, misalnya, tarif di patok Rp1.000 per km untuk kendaraan golongan I, Rp1.500 per km golongan II dan III, dan Rp2.000 per km kendaraan golongan IV dan V.
Tarif tersebut ditentukan berdasar Keputusan Menteri PUPR Nomor: 897/ KPTS/M/2018 tentang Penetapan Golongan Jenis Kendaraan Bermotor dan Besaran Tarif Tol pada Jalan Tol Solo- Mantingan-Ngawi.
“Selama seminggu ini masyarakat bisa menikmati jalan tol segmen tersebut dengan tarif Rp0 (gratis), pada hari yang sama pukul 21.00 WIB (malam nanti) sebagai bentuk sosialisasi tarif dan golongan kendaraan. Nantinya, dari Jakarta ke Surabaya perkiraan tarifnya sekitar Rp600.000,” ujar Direktur Utama PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN) David Wijayatno, di Sragen kemarin.
Peresmian tol Solo-Mantingan-Ngawi segmen Sragen-Ngawi sepanjang 50,9 km dilakukan di Rest Area Km 538 dengan ditandai penekanan sirene dan penandatanganan prasasti oleh Presiden Jokowi.
Turut menyaksikan Menteri BUMN Rini M Soemarno, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Sugi yartanto, Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, dan Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani.
Tol sepanjang 51 km diresmikan setelah melalui berbagai tahapan uji laik fungsi dan operasi. Jalan tol Sragen-Ngawi telah dinyatakan layak dan siap di operasikan sebagai jalan tol melalui Keputusan Menteri PUPR Nomor: 896/ KPTS/M/2018 tentang Penetapan Pengoperasian Jalan Tol Solo-Mantingan- Ngawi Segmen Sragen-Ngawi pada 12 No vember 2018.
“Hari ini (kemarin) kita resmikan jalan tol Solo-Ngawi di segmen Sragen-Ngawi. Artinya, seben tar lagi dari Jakarta sam pai Su ra baya di akhir tahun ini insya allah sudah sambung semua nya,” ujar Jokowi dalam sambutan. Jokowi berharap beberapa segmen yang belum kelar bisa segera dituntaskan.
“Tadi saya tanyakan ke Menteri BUMN dan Dirjen, beliau-beliau menyampaikan, ‘Selesai Pak, pertengahan Desember atau akhir Desember, selesai semua. Bapak tinggal cari waktu meresmikannya kapan.’Artinya sudah rampung kalau berani ngomong seperti itu,” ujarnya.
Mantan Wali Kota Solo itu lantas meminta para kepala daerah bisa memanfaatkan jalan tol secara maksimal. Pemanfaatan di antaranya untuk mengintegrasikan kawasan-kawasan industri yang ada di daerah masing-masing.
“Jangan sampai tol ini hanya berdiri sendiri sebagai jalan tol, semuanya harus diintegrasikan sehingga manfaatnya betul-betul maksimal. Mobilitas orang dan barang semua bisa melalui jalan tol ini dan bisa berjalan dengan cepat,” ujarnya.
Dia juga mendorong para kepala daerah untuk mengembangkan potensi pariwisata di daerahnya masing-masing. Sebab, terintegrasinya ruas jalan tol akan memangkas waktu yang dibutuhkan wisatawan menuju daerah atau lokasi wisata.
“Sekarang misalnya yang dari Semarang, nantinya ingin ke Solo yang biasanya bisa 3 atau 3,5 jam sekarang mungkin hanya maksimal 1 jam. Ini yang harus mulai dibenahi jalanjalan yang masuk ke kabupaten, ke kawasan-kawasan wisata. Tugasnya daerah itu,” katanya.
Selain berbicara soal pembangunan infrastruktur jalan tol, Jokowi juga ingin memaksimalkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar jalan tol. Hal itu salah satunya dilakukan dengan memanfaatkan rest area jalan tol sebagai tempat bagi masyarakat untuk mengembangkan UMKM.
“Kami harapkan UMKM bisa berkembang. Diberikan sebuah area, ada wadahnya, sehingga dampaknya nanti kita lihat kalau sudah setahun atau dua tahun akan kelihatan. Kita akomodasi keinginan-keinginan dari usaha mikro dan kecil untuk memasarkan produk-produknya yang ada di rest area,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.